Peringatan HUT ke 10 RSJ Sambang Lihum

Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum Provinsi Kalsel Dharma Putra (Depan) melakukan pemotongan tumpeng pada acara Peringatan Hari Jadi Ke 10 RSJ Sambang Lihum dengan Tema Satukan Langkah Manfaatkan Setiap Momentum di Aula Diklat RSJ Sambang Lihum Banjarbaru, Kamis (16/8). MC Kalsel/scw

Tidak terasa sepuluh Tahun sudah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum hadir di Provinsi Kalimantan Selatan, khusus untuk menangani pasien dengan gangguan jiwa, serta tak terhitung berapa banyak sudah pasien gangguan jiwa yang sudah disembuhkan, dan dapat kembali ke keluarganya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dirktur RSJ Sambang Lihum Provinsi Kalsel Dharma Putra pada saat berhadir dalam acara Peringatan Hari Jadi Ke 10 RSJ Sambang Lihum dengan Tema Satukan Langkah Manfaatkan Setiap Momentum di Aula Diklat RSJ Sambang Lihum Banjarbaru, Kamis (16/8).

Dharma Putra mengatakan bahwa tidak semua pasien yang disembuhkan atau dipulihkan, dalam keadaan sempurna maka oleh sebab itu ada tiga kategori pulih yaitu pulih paripurna atau benar-benar sembuh dan tidak perlu lagi balik ke sini, kemudian pulih dengan gejala sisa yang masih harus rutin minum obat, serta pulih kambuh-kambuhan. Semuanya masing-masing prosentasenya adalah sekitar 30 persen

Sementara itu  berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) bahwa ada sekitar 8000 orang dengan gangguan jiwa berat di Kalimantan Selatan, dari total jumlah penduduk sebanyak 4 juta jiwa lebih. Dengan 800 orang diantaranya harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

“Sedangkan dari 500 tempat tidur yang tersedia di rumah sakit ini, hanya 85 persen saja yang terisi. Maka dengan kata lain, masih banyak orang dengan gangguan jiwa di luar sana, yang belum tertangani dengan baik, sehingga patut dapat diduga, praktik pemasungan mungkin terjadi untuk mencegah penderita gangguan jiwa mengamuk,” katanya.

Oleh karena alasan itulah, RSJ Sambang Lihum mendukung program bebas pasung di Kalimantan Selatan, agar seluruh pihak terlibat dalam penanganan orang dengan gangguan jiwa tersebut.

“Kami siap memberikan pelatihan kepada puskesmas untuk menangani pasien gangguan jiwa, termasuk soal pengadaan obat-obatan dan sehingga mereka tidak perlu dibawa bolak-balik ke sini, jika sedang kambuh. Dengan begitu, pihak keluarga pun dapat turut terlibat mendampingi saat proses pemulihan,” jelasnya.

Di usianya yang ke-10 tahun ini, RSJ Sambang Lihum pun menambah sejumlah fasilitas yang dapat mendukung proses pemulihan pasien dengan gangguan jiwa. Diantaranya Taman Jendela Jiwa, yang nantinya digunakan sebagai sarana untuk integrated dan self healing para pasien. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan