Kepercayaan pemerintah menjadikan Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Jejangkit Muara Kabupaten Batola, sebagai tempat Peringatan Hari Pangan se Dunia (HPS) ke XXXVIII Tahun 2018, ditindaklanjuti pemerintah daerah setempat, dengan kerja bersama untuk mensukseskan. Bahkan harapan Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman, agar Kalsel mampu menambah lahan pertanian baru seluas 4000 hektar, di antaranya berlokasi di sekitar lokasi HPS, berdasarkan pengamatan lapangan, terus dikerjakan masyarakat bersama anggota TNI.
Menurut Wakil Ketua 2 Peringatan HPS ke XXXVIII Tingkat Provinsi Kalsel , Faturahman, pihaknya optimis bisa mewujudkan harapan pemerintah itu. Saat ini saja, terus dilakukan pekerjaan lapangan untuk. menambah luasan areal lahan baru. Faturahman, menjelaskan, pada gelar HPS Oktober nanti, luas lahan yang akan dijadikan areal tempat gelar teknologi pertanian, adalah seluas 750 hektar.
“Saat ini lahan tersebut sudah berhasil digarap 140 hektar lebih. Dan lahan yang sudah ditanami petani 610 hektar. Bersama aparat TNI dan masyarakat bersama stakeholder terkait, kami targetkan angka luas lahan 4000 juga akan terelisasi,” terangnya.
Masih menurut Faturahman yang juga Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, untuk mewujudkan itu masyarakat dan TNI dan stakeholder terkait terus bergotong royong. Bahkan saat ini usaha membuka lahan pertanian baru itu dilakukan siang dan malam hari. Termasuk.peningkatan frekwensi evaluasi dan monitoring.
Optimisme Kalsel mampu membuka lahan baru pertanian seluas 4000 hektar juga diutarakan Togi Robert Hutabarat Kasi Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Dikatakan Togi, melihat progress dan dukungan pemerintah daerah bersama stakeholder termasuk pihak TNI, pihaknya optimis HPS akan berlangsung sukses.
Paling membuat pihaknya bangga dan kagum, lanjutnya, perhatian besar Gubernur H Sahbirin Noor atau biasa dipanggil Paman Birin. Menurutnya, sangat jarang ada pemimpin seperti sosok Paman Birin yang mau memantau langsung turun lalpangan serta ikut berlumpur menanam atau membuka lahan pertanian secara rutin.
“Beliau langsung turun menggunakan mesin pemotong rumput sawah, meski harus berkubang dengan lumpur. Biasaya kebanyakan hanya datang untuk meninjau, atau ikut panen. Tetapi tidak merasakan suasana kerasnya di medan lokasi saat membuka lahan , seperti kedalaman air sawah atau suasana kendala lain,” tandas Togi. Mc Kalsel/Rns