Lomba merangkai daun semarakkan peringatan hari Kartini TP PKK bersama Dharma Wanita Kota Banjarmasin, di aula kantor PDAM Bandarmasih, Selasa (24/04).
Ketua Panitia Perayaan hari Kartini Kota Banjarmasin, Aida Yudha Ahmadi mengatakan kegiatan ini dilaksanakan di aula PDAM Bandarmasih dengan melaksanakan berbagai macam lomba. Salah satunya, lomba merangkai daun. “Mengapa kami memilih lomba merangkai daun, karena merangkai bunga sudah biasa,” ujar Aida.
Menurut Aida, lomba merangkai daun ini merupakan saran dari Ketua TP PKK Kota Banjarmasin agar para wanita tidak hanya mencintai bunga, tapi juga mencintai daun agar lingkungan tempat tinggal menjadi teduh dan rindang.
“Sedangkan, tema yang diangkat pada perayaan tahun ini, yaitu, dengan semangat Kartini kita bergerak menuju perempuan tangguh dan mandiri,” ucap Aida lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah mengatakan pada perayaan Kartini ini diharapkan, para wanita akan semakin maju dan berkarya. Sehingga mampu menjadi wanita yang mandiri. “Pada zaman saat ini, tentunya diperlukan wanita-wanita tangguh agar bisa melahirkan generasi masa depan yang cerdas,” ujar Siti Wasilah.
Istri Wali Kota Banjarmasin itu menambahkan peran perempuan bisa berkreasi, berkarya, dan berpendidikan setara kaum laki-laki. Namun, dia berpendapat, gencarnya kampanye emansipasi wanita harusnya tak lantas menyamarkan kodrat perempuan sebagai pendamping laki-laki.
Wasilah mengutip surat RA. Kartini untuk Nyonya Abendon yang ditulis pada Agustus 1900. Surat itu menuliskan: ‘Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya’.
“Saya sangat tersentuh dengan kutipan itu, artinya apa, Kartini yang memperjuangkan kesetaraan Gender pun tidak lupa dengan kodratnya, melahirkan anak, mendampingi pendidikan anak, dan memastikan rumah tangganya tegak karena perempuan disebut tiang rumah tangga,” ujar Siti Wasilah.
Siti Wasilah berharap para wanita jangan memaknai emansipasi sampai kebablasan. Ia cemas atas banyaknya perempuan yang mengangkat emansipasi setinggi mungkin, tapi lupa pada kodratnya sebagai anak, sebagai ibu, dan sebagai istri.
Dia menjelaskan, Kartini di era milenial adalah perempuan yang berperan dan bertanggung jawab mendidik generasi penerus. “Ini yang kita rasakan sekarang adalah perempuan-perempuan siapapun adalah Kartini-Kartini yang tidak tercatat sejarahnya. Setiap perempuan ini punya tanggung jawab besar dalam mendidik generasi penerus mereka,” tuturnya.
Wasilah berpesan, peringatan perjuangan Kartini jangan hanya dimaknai sebatas gelaran fashion dan fun. ”Kita harus hargai adanya keinginan untuk menghidupkan suasana Hari Kartini dengan kemeriahan, tapi jangan kebablasan. Yang harus dikedepankan adalah kemampuan berfikir dan prestasi,” katanya. MC Kalsel/rmd