Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cahaya Bangsa Banjarmasin mewisuda 109 mahasiswanya di Hotel Banjarmasin International, Senin (9/4).
109 mahasiwa yang diwisuda kali ini terbagi menjadi dua prodi yakni 100 mahasiswa Ilmu Keperawatan dan 9 mahasiswa Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam sambutannya, Ketua Yayasan STIKES Cahaya Bangsa, HA Murjani mengatakan penyaluran tenaga kesehatan STIKES Cahaya Bangsa tidak hanya terpusat di Kalsel saja, tetapi tersebar ke beberapa titik di pulau Kalimantan.
“Tenaga Kesehatan STIKES Cahaya Bangsa tidak hanya tersebar di Kalsel saja, tetapi banyak tersebar di pulau Kalimantan dan menempati posisi strategis. Hampir semua titik di Kalteng, Kaltim, Kalsel, bahkan ada yang sampai ke pulau Jawa” katanya.
Murjani juga mengatakan, agar mahasiswa STIKES Cahaya Bangsa siap bersaing di dunia kerja setelah lulus, yayasan STIKES Cahaya Bangsa telah menunjang mahasiswanya dengan fisilitas laboratorium yang cukup bagus.
“Selain itu, STIKES Cahaya Bangsa juga menguatkan program-program kerja sama Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa dibeberapa tempat pelyanan kesehatan” tuturnya.
Lebih jauh, Ketua Yayasan STIKES Cahaya Bangsa juga menyinggung terkait dengan temuan Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) RI yang menemukan adanya pengendapan dana kapitasi di Puskesmas di seluruh Indonesia termasuk Kalsel sebesar Rp 3,02 triliun.
Ini jumlah yang besar, lanjutnya, pengendapan ini terjadi karena ada suatu kendala yang tidak terealisasikan misalnya tenaga-tenaga kesehatan puskesmas yang tidak berbanding lurus dengan rasio jumlah pasien yang datang ke suatu Puskesmas.
“Dilihat dari persoalan ini, berarti ada jutaan masyarakat kita yang datang ke Puskesmas tidak terlayani, sehingga peluang-peluang inilah yang harus dipikirkan oleh pemerintah bagaimana agar penyerapan dana kapitasi di Puskesmas itu bisa termanfaatkan dengan baik” imbuhnya.
Murjani berujar, agar dana yang mengendap tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal, ada baiknya 60 persen dari dana tersebut digunakan untuk pelayanan dan 40 persennya untuk operasional. “60 persen dari dana tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk merekrut tenaga-tenaga kesehatan untuk membantu di Puskesmas” jelas Murjani.
Dirinya merasa kasihan dengan kondisi tenga kesehatan pembantu Puskesmas saat ini, yang mana jika dihitung rata-rata 1 orang tenaga kesehatan di Puskesmas melayani 100 orang pasien setiap harinya.
“Dibeberapa tempat di Puskesmas di luar pulau Kalimantan, ada yang satu dokter melayani melayani ribuan pasien perbulannya, untuk mengatasi masalah ini bisa menggunakan dana yang mengendap tersebut untuk menambah tenaga kesehatan di Puskesmas” pungkasnya. MC Kalsel/Jml