Perkembangan teknologi menjadikan terpaan media terhadap masyarakat sangat beragam. Sebaliknya akses masyarakat juga semakin mudah dan bebas. Kondisi ini menjadikan terpaan media terhadap masyarakat dan akses masyarakat terhadap media menjadi sangat tinggi, bahkan menyita sebagian besar waktu yang dimiliki khalayak media.
Pada akhirnya, ketidakmampuan masyarakat memilih atau menyaring informasi akan menjadikan masyarakat mengalami “banjir” informasi dengan beragam informasi yang tidak saja kadangkala tidak berkualitas, bahkan juga salah, tidak akurat atau sekedar fitnah.
Di sini peran mahasiswa sebagai generasi muda yang melek teknologi sangat diperlukan. Mahasiswa harus mampu memfilter informasi yang beredar dalam media sosial serta bijak dan produktif dalam penggunaannya. Terkait hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengadakan Lokakarya Bijak & Produktif Bermedia Sosial di aula Rektorat ULM Banjarmasin, Selasa (14/11).
Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika Hendry Subiakto mengatakan perlunya menggalakan literasi Gerakan Tabayyun Digital, dengan memanfaatkan aplikasi facts checker, “turn back hoax”, Google image, dan upaya tabayyun lainnya.
Beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk penanggulangannya adalah kritis terhadap informasi negatif, serta membangun budaya untuk malu melakukan sharing informasi hoax. Selain itu, masyarakat harus bisa menempatkan hoax dan hate speech sebagai musuh bersama dan musuh bangsa.
Ditambahnya, Hendry juga mengajak semua elemen masyarakat untuk memperteguh nilai-nilai kebaikan, etika berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika serta menghimbau untuk melakukan publikasi dan menyebarkan konten yang positif.
Di kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas ULM Yudi Firmanul Arifin menyampaikan di era digitalisasi sekarang masyarakat sudah tidak asing lagi dengan yang namanya media sosial.
Namun, apakah kita sudah bijak dalam memanfaatkanya. Suatu tulisan di media sosial terkadang memiliki banyak tafsir bagi orang lain, maka dari itu para pengguna media sosial harus benar-benar tahu apa yang ingin disampaikannya agar bisa berlaku bijak dalam penggunaan media sosial dan pencegahaan hoax jangan sampai terlupakan. (Dha)