Pada acara pembukaan peringatan Hari Habitat Sedunia yang jatuh pada 3 Oktober bertujuan untuk merefleksikan keadaan kota-kota dan hak dasar semua untuk memiliki tempat tinggal yang memadai. Hari Habitat Sedunia juga dimaksudkan untuk mengingatkan dunia dari tanggung jawab kolektif demi masa depan habitat manusia. Sedangkan Hari Kota Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Oktober untuk mengingatkan, menumbuhkan kesadaran dan mengundang keaktifan masyarakat internasional, mewujudkan agenda baru perkotaan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basoeki Hadimoeljono dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen PUPR Prof Anita Firmanti Eko Susetyowati menyatakan, untuk melaksanakan pembangunan pemerintah memerlukan masukan positif dari berbagai pihak, sehingga pembangunan yang akan dan sedangkan dilaksanakan dapat berjalan efektif dan efisien, dengan memaksimalkan potensi yang ada termasuk potensi masyarakat usia muda yang memiliki kepedulian yang sama. “Mudah-mudahan apa yang sudah ditanda tangani para kepala daerah itu dapat betul betul menciptakan Negara Indonesia yang sehat sejahtera seperti yang kita inginkan bersama,” katanya.
Menyinggung tema Hari Habitat Dunia Tahun 2017 yang dikeluarkan PBB, Anita Firmanti Eko Susetyowati kembali menyatakan, tema tersebut sangat tepat untuk menciptakan kota terbuka dan rumah yang layak bagi masyarakat. “Peringatan ini perlu peran yang serius dari semua pihak untuk membangun bersama kota-kota di Indonesia, menuju kota cerdas efektif, efisien, nyaman, aman dan memiliki daya saing,” katanya.
Rangkaian lain dalam kegiatan selama 2 hari yakni tanggal 6 dan 7 November 2017 adalah, launching buku Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan dan pameran. (humpro-bjm)(Scw)