Komoditi Makanan Miliki Peran Tinggi Terhadap Pembentukan GK di Kalsel

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Diah Utami (kanan) menerangkan kondisi kemiskinan di Kalsel Bulan Maret 2017 pada jumpa perss di Kantor BPS Kalsel, Banjarbaru, Senin (1/8). MC Kalsel/Jml

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan Maret 2017 tercatat sebanyak 193,92 ribu orang (4,73 persen), hal ini mengalami kenaikan 0,21 persen bila dibandingkan dengan September 2016 lalu yang mana penduduk misikin tercatat sebanyak 184,16 ribu orang (4,25 persen).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Diah Utami pada jumpa perss di Kantor BPS Kalsel, Banjarbaru, Selasa (1/8).

Diah mengatakan, pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan Kalsel tercatat sebanyak 62,60 ribu orang (3,46 persen) dan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan Kalsel  tercatat sebanyak 131,32 ribu orang (5,73) persen.

“Maret 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan  Kalsel bertambah 1,698 ribu orang atau naik sebesar 0,03 poin. Situasi yang sama juga terjadi di daerah perdesaan, yang mana pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di perdesaan bertambah sebanyak 8.062 ribu orang atau naik 0,36 poin” ujarnya.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh Garis Kemiskinan (GK) yang naik sebesar 3,38 yaitu dari Rp. 389.273 ribu perkapita menjadi Rp. 402.424 ribu perkapita selama periode Bulan September 2016 hingga Maret 2017.

“Peranan komoditi makanan terhadap pembentukan GK masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Maret 2017, Garis Kemiskinan Makanan (GKM) sebesar Rp. 287.960 ribu memiliki kontibusi sebesar 71,56 persen terhadap garis kemiskinan, sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp. 114.464 ribu memiliki kontribusi terhadap garis kemiskinan sebesar 28,44 persen” ungkapnya.

Ada lima komoditi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan GK di daerah perkotaan Kalsel yakni beras 18,01 persen, rokok kretek filter 9,43 persen, terlur ayam ras 4,34 persen, gula pasir 3,57 persen, kue basah 3,37 persen dan mie instan 3,00 persen.

Tidak berbeda dengan daerah perkotaan, untuk di daerah perdesaan komoditi yang memberikan peranan terbanyak terhadap pembentukan GK adalah beras 25,31 persen, rokok kretek filter 11,74 persen, gula pasir 4,98 persen, kue basah 4,69 persen, mie instan 3,38 persen, dan telur ayam ras 2,98 persen. MC Kalsel/Jml

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan