Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan kembali merilis pertumbuhan industri manufaktur Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017, Banjarbaru, Selasa (02/5).
Kepala BPS Provinsi Kalsel, Diah Utami mengatakan di triwulan I tahun 2017, produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-p) Provinsi Kalsel mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,82 persen dibanding produksi industri triwulan IV tahun 2016 lalu.
“Pertumbuhan negatif produksi di Kalimantan Selatan tersebut disebabkan oleh dua kelompok industri manufaktur besar dan sedang, yaitu industri makanan (KBLI-10) yang mengalami pertumbuhan negatif produksi sebesar 0,94 persen serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI-20) yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,38 persen” ucap Diah.
Sedangkan kelompok industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami pertumbuhan positif, yaitu industri kayu barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) serta barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya (KBLI-16) yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,66 persen, dan industri karet barang dari karet/plastik (KBLI-22) yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,55 persen.
“Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, maka industri manufaktur besar dan sedang di Kalsel pada triwulan I 2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,64 persen” jelasnya.
Sementara itu terkait dengan pertumbuhan industri manufaktur mikro (kecil), Kepala BPS Diah Utami mengungkapkan pada tirwulan I tahun 2017 dibandingkan dengan triwulan IV 2016 produksi industri manufaktur mikro di Kalsel mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,56 persen.
“Hal ini disumbangkan oleh empat kelompok utama yaitu industri tekstil (KBLI-14) tumbuhan positif sebesar 8,24 persen, industri pakaian jadi (KBLI-14) tumbuh positif sebesar 10,69 persen, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (KBLI-25) tumbuh positif sebesar 26,17 persen, dan industri alat angkutan lainnya (KBLI-30) tumbuh positif sebesar 15,80 persen” ungkapnya. MC Kalsel/Jml