Masyarakat di era zaman modern tentu sudah tidak banyak lagi yang dapat melihat keunikan salah satu gerobak angkut dengan menggunakan tenaga hewan (sapi). Gerobak sapi dugul (sapi yang mempunyai punuk dan ukuran tubuhnya relatif lebih besar dibanding sapi lain pada umumnya) tidak dapat kita jumpai di kota-kota besar pada zaman sekarang, namun jika kita ingin melihat keunikan gerobak angkut sapi dugul tersebut, saat ini hanya ada dibeberapa Kabupaten di Kalimantan Selatan seperti Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah ( HST).
Gerobak sapi dahulu lebih besar kalau dibandingkan dengan gerobak sapi sekarang, jika gerobak yang dulunya sering di tarik dengan 2 ekor sapi, maka saat ini hanya ditarik oleh 1 ekor sapi. Gerobak ini merupakan alat transportasi zaman dulu, sebelum kendaraan-kendaraan modern seperti sekarang yang semakin diminati dan marak di jalanan. Gerobak sapi dulunya adalah sarana transportasi yang banyak dipakai oleh masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan perbaikan sarana jalan, maka sedikit demi sedikit sarana transportasi ini mulai tersingkir, digantikan kendaraan dengan mesin bbm maupun diesel.
Gerobak sapi yang bertahan hingga saat ini hanya menjadi salah satu alat pengangkut bahan pertanian, perkebunan, kayu bakar, batang rumbia, dan barang dagangan lainnya untuk dipasarkan kepada masyarakat sekitar.
Inilah bagian sejarah, dimana sesuatu yang baru akan menggantikan sesuatu yang lama, peradaban akan menemukan pilihannya dan sesuai dengan kebutuhannya. Kalau mengikuti teori Aristoteles tentang Siklus Peradaban, maka bagian sejarah akan selalu terulang. Timbul lalu hilang/digantikan dan selanjutnya akan timbul kembali begitu seterusnya. Candi Laras Selatan, Tapin, Selasa (28/3). MC Kalsel/Scw