Pada Februari 2017 Kalsel yang merupakan gabungan dari Kota Banjarmasin dan Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 0,21 persen. Dimana Kota Banjarmasin terjadi inflasi sebesar 0,20 persen dan Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 0,32 persen.
Kepala BPS Kalsel Diah Utami pada rilis bulanan di Kantor BPS Kalsel, Banjarbaru, Rabu (1/3) menyatakan laju inflasi kumulatif 2017 sebesar 1,15 persen dan laju inflasi year on year 4,17 persen.
Komoditas pendorong inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain tarif listrik, tarif pulsa ponsel, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit dan telur itik. Sedangkan komoditas penahannya antara lain angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan gabus dan televisi berwarna.
Sementara di Kota Tanjung, komoditas pendorong inflasi tertinggi antara lain kangkung, tarif listrik, jagung manis, sawi hijau dan bahan bakar rumah tangga. Sedangkan komoditas penahannya antara lain daging ayam ras, ikan gabus, kol putih/kubis, telur ayam ras serta cabai merah.
“Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 62 kota mengalami inflasi sedang 20 kota lainnya mengalami deflasi,” pungkas Diah.
Inflasi tertinggi di Kota Manado sebesar 1,16 persen, terendah di Kota Ternate sebesar 0,03 persen. Deflasi tertinggi di Kota Jambi sebesar 1,40 persen dan terendah di Kota Bungo sebesar 0,02 persen. (Dha)