Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Selatan keadaan September 2016 tercatat 4,52 persen atau turun 0,33 poin dibandingkan Maret 2016 yang sebesar 4,85 persen. Pada September 2016, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 3,43 persen dan di perdesaan sebesar 5,37 persen.
Hal tersebut yang disampaikan oleh Kabid Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel, Agnes Widiastuti pada acara jumpa pers yang dilaksanakan di Aula BPS Kalsel, Banjarbaru, Selasa (3/1).
Menurut Agnes jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada bulan Maret 2016 tercatat sebesar 184,16 ribu orang, dengan rincian 60,90 ribu orang di perkotaan dan 123,26 ribu orang di perdesaan.
“Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan.Pada September 2016 peran Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 71,55 persen” katanya.
Komoditi makanan yang mempunyai peranan relatif besar dalam menentukan GK adalah beras, rokok kretek/filter, kue basah, daging sapi, telur ayam ras, mie instan, dan gula pasir.
Sedangkan komoditi bukan makanan yang mempunyai peranan relatif besar adalah perumahan, bensin, listrik, biaya pendidikan, air, dan perlengkapan mandi.
Lebih jauh Agnes menerangkan pada periode Maret 2016 sampai September 2016, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan mengalami penurunan.Pada September 2016 indeks kedalaman kemiskinan sebesar 0,693 sedangkan indeks keparahan kemiskinan sebesar 0,163.
“Pada September 2016, terjadi kenaikan garis kemiskinan sebesar 3,12 persen, yaitu dari Rp. 377.480,- per kapita per bulan pada Maret 2016 menjadi Rp. 389,273,- per kapita per bulan pada September 2016” pungkasnya. (Jml)