Dalam rangka transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel terus berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Salah satunya terkait pemenuhan sarana dan prasarana layanan Gedung Perpustakaan Disabilitas yang baru saja diresmikan beberapa bulan lalu.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengatakan, koordinasi ini perlu dilakukan agar penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana layanan bisa sesuai dengan kebutuhan pemustaka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Meskipun saat ini belum kita operasionalkan, namun hal ini memang perlu kita lakukan agar mereka merasa nyaman dan betah saat berkunjung ke gedung perpustakaan kita yang baru nantinya,” kata Nurliani melalui siaran pers Dispersip Kalsel, Banjarmasin, Rabu (14/9/2022).
Salah satu pihak yang memberikan saran yakni, Aan Setiawan, Seorang Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) A Negeri 3, Martapura, Kabupaten Banjar saat Dia berkunjung ke Perpustakaan Palnam Dispersip Kalsel belum lama ini.
Aan menilai, sejumlah fasilitas di gedung perpustakaan disabilitas ini sudah cukup bagus, salah satunya toilet sesuai standar yang memberikan kenyamanan, seperti adanya besi atau pegangan pemandu dan luas toilet yang dapat dimasuki pengguna kursi roda.
Adanya ram kursi roda juga memudahkan penyandang disabilitas daksa untuk memasuki ruang gedung. Termasuk nanti akan diadakannya guiding block atau lantai panduan untuk memudahkan kemandirian penyandang disabilitas netra menuju lokasi tujuan.
Meskipun sejumlah fasilitas yang ada sudah cukup baik, Aan menyarankan agar ruangan yang lain juga ditambah fasilitas pengaman dan pencahayaan yang baik agar dapat membuat pemustaka berkebutuhan khusus merasa nyaman saat berkunjung.
“Pemberian papan petunjuk atau papan visual juga dapat diberikan pada tempat-tempat yang akan memudahkan kawan-kawan tuli (tunarungu) untuk membaca penunjuk arah. Adanya workshop maupun bimbingan teknis Juru Bahasa Isyarat bagi karyawan perpustakaan sebagai media komunikasi untuk kawan-kawan tuli mengenal perpustakaan palnam lebih jauh,” tutur Aan.
Aan menambahkan, layanan bagi kawan-kawan penyandang disabilitas netra juga diperlukan. Seperti adanya buku-buku braille, komputer bicara menggunakan screen reader NVDA (Not Visual Dekstop Access), e-book, dan ikalsel yang aksesibilitas dengan penambahan waktu peminjaman.
Usai kunjungan, Aan juga mengharapkan saran dari kawan-kawan disabilitas dan pemerhati disabilitas untuk mewujudkan Kalsel yang inklusi dan memberikan layanan maksimal bagi kawan-kawan disabilitas. MC Kalsel/Jml