Guna meningkatkan pelayanan penyakit jantung terpadu di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita melaksanakan monitoring serta evaluasi selama 3 Hari.
Kegiatan ini dihadiri oleh 1 Tim intervensi non bedah terdiri dari 2 dokter dan perawat yang diketuai oleh Dr. dr. Doni Firman.
Direktur RSUD Banjarmasin, Suciati mengungkapkan kegiatan ini dilaksanakan untuk memonitoring dan evaluasi jejaring intervensi non bedah di RSUD Ulin Banjarmasin.
“Para tim melakukan pelayanan pasien jantung menggunakan teknologi baru yaitu teknologi semacam memecah kapur di pembuluh darah koroner dan teknologi yang menggunakan alat seperti USG, tetapi dengan alat yang lebih kecil untuk dimasukkan ke dalam pembuluh darah,” ucapnya. Banjarmasin, Jumat (24/9/2021).
Berdasarkan surat keputusan dari Kementerian Kesehatan RI tentang penunjukan rumah sakit jejaring pelayanan kardiovaskular di seluruh indonesia ada 54 rumah sakit yang akan dikembangkan salah satunya RSUD Ulin Banjarmasin.
Sementara itu, ketua tim Interfensi Non Bedah dari Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita, Dr. dr. Doni Firman menambahkan khusus di RSUD Ulin Banjarmasin nantinya akan mengembangkan intervensi non bedah dan bedah.
Khusus Intervensi non bedah pihaknya telah melakukan beberapa kegiatan dengan tim dari RSUD Ulin Banjarmasin.
“Selama 2 hari ini kami telah melaksanakan intervensi koroner sebanyak 8 pasien, semua itu dikerjakan sendiri oleh tim RSUD Ulin Banjarmasin, kami hanya memberitahukan beberapa pengetahuan sedikit saja. Itu membuktikan bahwa tim yang ada di RSUD Ulin telah sejajar dengan yang lainnya di Indonesia,” tegasnya.
Ia berharap teknologi terbaru nantinya bisa di akomodasi karena pengembangan ilmu itu bersifat berkelanjutan.
“Pak Dirjen sudah menjanjikan akan memberikan bantuan berupa alat dan pendidikan kepada SDM yang ada,” pungkasnya. MC Kalsel/usu.