Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan menyambut positif neraca perdagangan surplus di bulan Mei 2021, yang artinya menunjukkan nilai ekspor lebih besar dibanding nilai impor.
Bulan lalu, nilai ekspor Kalsel mencapai US$ 671.15 atau naik 28,42 persen dibanding bulan April 2021.
“Sedangkan impor Kalsel bulan Mei dengan nilai US$ 31,06 juta, lebih besar jika dibanding dengan bulan April 2021 yakni hanya US$ 20,03 juta atau impor di bulan Mei naik sebesar 55,10 persen, namun demikian masih jauh lebih besar ekspor dibanding impor,” kata Kepala Disdag Kalsel, Birhasani, Kamis (17/6/2021).
Dikatakan Birhasani, nilai impor yang cukup tinggi tidak perlu menjadi kekhawatiran, mengingat produk impor didominasi bahan baku industri dan alat atau mesin industri.
“Barang impor tersebut justru untuk lebih mendorong kuantitas produksi dan peningkatan kualitas produk, dan ini justru akan berdampak positif pada peningkatan ekspor bulan-bulan berikutnya,” ujar Birhasani.
Selain itu menurut Birhasani, peningkatan impor tidak terjadi setiap bulan, karena kebutuhan konsumen terhadap barang industri bukanlah kebutuhan rutin.
Agar neraca surplus tetap terjaga, Birhasani pun meminta pelaku usaha untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk, mengingat permintaan pasar dunia semakin tinggi. Terutama, terhadap komoditi dan produk pertambangan serta kelapa sawit.
Saat ini, harga hasil pertamabangan dan kelapa sawit mengalami kenaikan di pasar dunia, begitu pula produk lainnya seperti karet alam, produk kayu maupun rotan.
“Pelaku usaha harus memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknyanya untuk turut serta memperbaiki pertumbuhan ekonomi Kalsel dan Indonesia pada umumnya,” kata Birhasani
Di samping itu, pemerintah juga terus berupaya memperbaiki pelayanan untuk meningkatkan perekonomian dengan memberikan kemudahan, kecapatan, dan ketepatan pelayanan bagi pelaku usaha.
“Agar terjalin kerja sama yang baik dan harmonis dengan pelaku usaha,” kata Birhasani. MC Kalsel/scw