
Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan memberikan tanggapan terkait melambungnya harga cabai rawit yang mencapai Rp130.000,00 per kilogram.
“Untuk cabai masih bertahan mahal sejak bulan Desember, bahkan sebelum banjir pun sudah mahal karena tingginya curah hujan sehingga banyak petani yang gagal panen,” kata Kepala Disdag Kalsel, Birhasani, Banjarmasin, Selasa (2/3/2021).
Tingginya intensitas curah hujan, lanjut Birhasani, menyebabkan banyak tanaman cabai terendam, sehingga pasokan turun drastis.
“Untuk harga cabai rawit lokal (Banjar) berada di harga Rp120.000,00 sampai Rp135.000,00 per kilogram. Sedangkan, cabai rawit yang lain seperti Taji Tiung hanya sekitar Rp90.000,00 sampai Rp110.000,00 per kilogram,” ujar Birhasani.
Birhasani pun mengatakan tidak bisa memprediksi harga cabai lokal, karena masih membutuhkan waktu untuk di panen, selain juga sangat tergantung dengan cuaca.
“Perlu waktu 3 sampai 4 bulan untuk cabai dapat di panen, itupun tergantung cuaca,” kata Birhasani.
Sedangkan, untuk jenis cabai lainnya yang sebagian di datangkan dari luar daerah, seperti cabai besar dan cabai keriting berkisar di harga Rp35.000,00 sampai Rp45.000,00 per kilogram, dan untuk cabai rawit hijau Rp45.000,00 sampai Rp60.000 per kilogram. MC Kalsel/scw