Pada penghujung tahun 2020, di Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,77. Daerah yang mengalami inflasi, yaitu Banjarmasin 0,83 persen, Tanjung 0,42 persen, dan Kotabaru sebesar 0,63 persen.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, Moh Edy Mahmud, Banjarbaru, Senin (4/1/2021).
Dikatakan Edy, kelompok yang mengalami kenaikan yaitu kelompok transportasi sebesar 4,63 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,15 persen serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,32 persen.
“Kemudian disusul oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,1 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen,” tambah Edy.
Sedangkan, kelompok yang mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,07 persen, kelompok perawatan pribadi, dan jasa lainnya sebesar 0,57 persen serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,04 persen.
“Sementara, kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga dibanding November 2020,” kata Edy.
Kemudian, Edy juga menyampaikan komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kalimantan Selatan, antara lain angkutan udara, telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah, dan ikan gabus.
“Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, pada Desember 2020 Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 1,68 persen sama dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 1,68 persen,” kata Edy. MC Kalsel/Scw