Menyikapi penumpukannya antrian Sampel swap di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) membuat gugus tugas percepatan penanganan Covid 19 di Kalsel mengambil langkah alternatif lain untuk akselerasi dengan pengaktifan pengujian sampel swab di beberapa tempat.
“Kami ambil langkah cepat dengan memaksimalkan RSUD Ulin dan RSUD Anshari Saleh, guna memeroses lebih cepat proses pengujian sampel swab. Kemarin sudah ada telepon kepala BTKLPP bahwa sampel menumpuk di 2600 sekian. Sedangkan kemampuan di Kalsel 200 swab per hari,” ungkap Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq, usai kegiatan di Banjarbaru, Kamis (4/6/2020).
Menurut Hanif untuk di RSUD Ulin, PCR sudah operasional tapi terkendala cartridge. Namun kemarin cartridge sudah datang 50 dus bahkan dalam satu dus isinya 100 sehingga jadi 500 cartridge.
“Jadi cartridge ini menambah daya untuk pengetesan alat PCR. Kami juga sudah memedan 96 hole lagi yang akan membaca 200 sampel swap,” ucapnya.
Dikatakannya, Kalsel juga telah membeli alat dan akan diinstall di RSUD Anshari Saleh. “Ya tadi malam alat tersebut datang dan saya minta langsung diinstall dan dibuka dengan segala posisi yang ada. mudah-mudahan ini bisa bekerja,” terangnya.
Lanjut, ia mengungkapkan minggu depan akan ada datang satu alat dari Jakarta untuk di BBTKLP. “Akan ada alat datang dengan kapasitas 96 hole,” lanjutnya.
Tak hanya itu, kata Hanif ada potensi lain pembacaan swab yaitu di RS Tabalong namun ini swasta karena itu dalam kajian tahapan kerjasama.
“Sampel sudah dikirim ke bagian dinkes Kalsel dan BBTKLP untuk mengecek ke Tanjung. Jika dioperasikan maka bisa 96 hole yang mampu memeroses 200 sampel,” bebernya.
Dikesempatan yang sama, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, Abdul Haris, menerangkan penanganan sampel swap memang keterbatasan peralatannya sehingga perlu pembenahan dan sudah dikoordinasikan untuk penambahan alat sehingga akan mempercepat proses penanganan sampel yang dikirim dari berbagai kabupaten/kota tersebut.
“Yang jelas kami mohon maaf dulu, kondisi ini yang harus kita hadapi tidak ada maksud untuk memperlambat, memang karena peralatan yang kurang mencukupi dengan jumlah sample yang ada,” tutupnya. MC Kalsel/tgh