Angkasa Pura dianggap tidak sejalan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Pasalnya saat Gubernur Kalsel sedang gencar dengan program Revolusi Hijaunya, tanaman di sekitar bandara Syamsudin Noor malah ditebang.
Hal ini diungkapkan salah satu pengurus Masyarakat Peduli Pohon di Banjarmasin, Rabu (24/10).
“Kami Masyarakat Peduli Pohon, (MPP) kecewa dengan pelaksana proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor yang menebang pohon pinang yang berada luar pagar bandara,” kata Arifin, dari Masyarakat Peduli Pohon.
Pada 2012, bebernya, dilaksanakan penanaman 800 pohon pinang di sepanjang 2 kilometer di luar pagar Bandara Syamsudin Noor. Tetapi akibat kemarau panjang, sebagian besar pohon pinang itu mati.
“Pohon pinang yang sampai besar sekitar 150 batang. Namun, pada Senin (22 Oktober 2018) oleh PT Angkasa Pura Bandara Syamsudin Noor ditebang 18 pohon pinang,” sesalnya.
Melalui telepon selular, Abdi Purnomo, Manager Airport Security & Safety Departement yang sedang mengikuti pendidikan di Solo, berjanji akan memberikan penjelasan dan disepakati Angkasa Pura menghentikan penebangan pohon pinang. “Tetapi kesepakatan ini tidak diindahkan,” kata Arifin.
Buktinya, lanjut Arifin, pada Selasa (23/10) dilakukan penebangan pohon lagi oleh Angkasa Pura Support sebagai pelaksana di lapangan.
“Kami menuntut pertanggungjawaban Angkasa Pura agar memberikan penjelasan kenapa, rencana semula pohon pinang tersebut disepati antara Angkasa Pura dan Pemkot Banjarbaru untuk direlokasi, tapi kenyataannya ditebang. Dengan membabi butanya Angkasa Pura melakukan penebangan itu dan tidak ada kepedulian dalam melesetarikan pohon, saat ini hanya tersisa sekitar 100 pohon pinang yang berada di seberang jalan Asrama Haji yang tidak ditebang oleh mereka,” tuturnya.
Saat dikonfirmasi ke Airport Security and Safety Departement Head Bandara Syamsudin Noor yang diterima Abdi Purnomo, membenarkan penebangan pohon tersebut, dengan alasan keamanan penerbangan. Hal itu berdasarkan surat PT Angkasa Pura kepada Dinas Perumahan dan Permukiman Banjarbaru perihal permohonan relokasi pohon palem (pohon pinang merah).
“Namun fakta lapangan, pohon pinang (palem) tidak direlokasi tapi ditebang. Ini insiden buruk bagi PT Angkasa Pura yang tidak ramah lingkungan dan bertolak belakang dengan program nasional gerakan penanaman semiliar pohon,” tegasnya.
Ia juga memprotes kenapa pohon pinang yang ditebang, sementara ada pula pohon palem dan bintaro yang malah dipelihara oleh PT Angkasa Pura. “Ada pula bangunan bertingkat dua, yakni minimarket yang persis berada di tepian pagar bandara, tidak ditertibkan. Kalau demi keselamatan penerbangan maka harus ditertibkan juga,” pungkasnya.
Sementara Ketua Pena Hijau Indonesia, Denny Susanto juga menyayangkan penebangan pohon tersebut.
“Harusnya pohon-pohon itu jangan ditebang namun direlokasi,” ungkapnya.MC Kalsel/rmd