Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merilis NTP Kalsel yang naik 3,25 persen dibandingkan NTP Desember 2024, yaitu dari 115,43 menjadi 119,19. Kenaikan NTP pada Januari 2025 terjadi karena Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) naik sebesar 1,58 persen, sementara Indeks Harga yang dibayar oleh petani (Ib) turun sebesar 1,62 persen.
“Kenaikan NTP Januari 2025 juga dipengaruhi oleh naiknya NTP pada semua subsektor penyusunnya, yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan dan subsektor perikanan yang masing-masing naik sebesar 4,34 persen; 7,57 persen; 1,66 persen; 2,72 persen dan 0,51 persen secara berurutan,” ujar Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Senin (3/2/2025).
Disebutkan Martin, NTP Kalsel Januari 2025 lebih tinggi 4,45 persen dibandingkan NTP Januari 2024 pada periode yang sama. Hal ini mengindikasikan, secara umum kesejahteraan petani meningkat karena kenaikan harga produksinya lebih besar dibandingkan kenaikan harga konsumsi dan biaya produksinya. Terdapat empat subsektor yang mengalami kenaikan nilai NTP.
Kenaikan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 25,65 persen. Subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor tanaman pangan yang turun 9,98 persen.
Selanjutnya, Martin menyebutkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga merupakan perbandingan antara It dengan Ib, dimana komponen Ib hanya meliputi Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Secara konseptual, NTUP mengukur seberapa cepat It dibandingkan dengan Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal.
“Pada Januari, NTUP gabungan mengalami kenaikan sebesar 1,44 persen. Hal ini terjadi karena It naik 1,58 persen sementara BPPBM hanya naik 0,014 persen. Hampir seluruh subsektor mengalami kenaikan NTUP, kecuali subsektor perikanan tangkap. Kenaikan tertinggi terjadi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 7,43 persen,” ucap Martin. MC Kalsel/scw
