Sebanyak dua puluh sekolah dari dua daerah yaitu Banjarmasin dan Kabupaten Banjar mendapatkan penghargaan keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Aula kantor Banjarbaru, Selasa (10/12/2024).
Dus sekolah tersebut di antaranya Kota Banjarmasin sebanyak 12 sekolah yaitu SD Sabilal Muhtadin, SD Santa Maria, SD Pelambuan 4, SDN Kebun Bunga 4, MI Al Hamid, SMP 29 Banjarmasin, SMPN 7 Banjarmasin, SMPN 2 Banjarmasin, SMPN 20 Banjarmasin, MTSN 3 Banjarmasin, MTSN 4 Banjarmasin, dan MTS Al Mawahib.
Sedangkan sekolah dari Kabupaten Banjar sebanyak 8 sekolah yaitu SDN Jawa 2, SDN Jawa 5, MIN 14 Banjar, MIN 16 Banjar, SMPN 1 Kertak Hanyar, SMPN 2 Martapura Timur, MAN 2 Banjar dan MAN 4 Banjar.
Penyerahan sertifikat langsung dilakukan oleh Kepala BBPOM di Banjarmasin, Leonard Duma didampingi Pengawas Farmasi dan Makanan, Gusti Maulita Indriyana.
Leonard Duma mengatakan program ini bertujuan untuk memberikan sertifikat kepada sekolah-sekolah yang berkomitmen menerapkan praktek keamanan pangan di kantin sekolah dan PJAS.
“Di tahun 2024, sudah ada 20 sekolah dari dua daerah yang mendapat penghargaan atas komitmen mereka dalam menjaga keamanan pangan di sekolah,” kata Leonard.
Tentu saja, kata Leonard kegiatan ini bukan hanya sekedar memberikan penghargaan semata. Tujuannya adalah agar sekolah-sekolah yang mendapatkan sertifikat tersebut terus menjaga praktek keamanan pangan yang telah diterapkan. Mereka harus mampu memberikan penjaminan keamanan pangan di kantin sekolah maupun jajanan yang tersedia di sekolah, agar aman dan bermanfaat untuk para peserta didikan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pengawasan keamanan pangan di sekolah ini bukanlah hal yang mudah. Intervensi hanya bisa dilakukan dengan pemberdayaan komunitas sekolah agar dapat secara mandiri melakukan pengawasan, pembinaan, dan pengendalian terhadap pangan yang diperjual belikan di sekitar sekolah, termasuk di kantin.
“Oleh karenanya, diperlukan peran serta pemerintah kabupaten/kota untuk mereplikasi kegiatan ini agar makin banyak sekolah yang diintervensi. Apalagi ada beberapa daerah yang sudah melakukan intervensi seperti Kabupaten HST, Kotabaru dan Tanah Laut,” tutupnya. MC Kalsel/tgh