Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Kalsel Terus Lakukan Berbagai Pendekatan

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Nyigit Wudi Amini menjadi salah satu narasumber pada Sarasehan dan Dialog Umat Beragama dengan tema Peran Pemerintah dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Selatan yang digelar oleh Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarbaru, Selasa (6/8/2024).

Dalam paparannya, Nyigit menyampaikan mengenai jumlah keluarga berisiko stunting tahun 2021 hingga 2024 di Kalimantan Selatan

“Menurut data 2024 jumlah keluarga sasaran sebanyak 693.769 dengan jumlah keluarga berisiko stunting sebanyak 147.970,” kata Nyigit.

Oleh karena itu, strategi percepatan penurunan stunting fokus pada tiga pendekatan yakni makanan, ukuran ideal badan dan keadaan seperti lingkungan sanitasi, jamban, hingga rumah.

Selanjutnya, upaya penurunan stunting lain yang telah dilakukan BKKBN di tahun 2024 yakni pendekatan intevensi gizi terpadu yang mana intervensi difokuskan penekanan pada sasaran sama yaitu Catin / Calon Pengantin (berisiko), Ibu hamil dan Baduta (kecukupan layanan kesehatan, akses air bersih, bansos dsb).

“Pendekatan keluarga berisiko stunting yakni penekanan promotif dan pencegahan pada Catin (berisiko) dan pendekatan multisektoral dan multipihak,” ujar Nyigit.

Lebih jauh, serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberian bantuan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan akses informasi edukasi dan pelayanan kepada keluarga dan keluarga berisiko stunting.

“Kita terus memberikan konseling untuk selalu mengkonsumsi obat tambah darah selama 90 hari selama masa kehamilan, konseling menyusui dan pasca melahirkan, serta edukasi untuk anak usia balita,” jelas Nyigit. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai