Geopark Meratus Great Culture Carnival akan dirangkaikan dengan perayaan Hari Jadi Provinsi Kalsel ke-74 sekaligus Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIV di Kalsel.
Event tersebut mengangkat tema “Ungkapkan Dengan Sasirangan” yang tujuannya mengenalkan dan menggaungkan kain sasirangan secara lebih luas di level nasional dan internasional dengan puncaknya melalui pemecahan REKOR MURI dengan pembentangan kain sasirangan sepanjang 5.700 km yang akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta kain Sasirangan sekarang sudah dinyatakan sebagai kekayaan indikasi geografis oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. REKOR MURI ini diinisasi oleh Ketua Dekranasda Provinsi Kalsel, Raudhatul Jannah (Acil Odah).
Ada juga berbagai kegiatan lainnya, seperti pertunjukan seni dan budaya, wisata kuliner khas Kalsel, Pameran Kerajinan dan Industri Kreatif, Fashion Show, Edu Talk dan berbagai perlombaan untuk anak-anak sekolah dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap Geopark Meratus serta hiburan musik yang membangkitkan rasa cinta terhadap budaya yang berlangsung pada 20 dan 21 Agustus 2024.
Dari event itu akan mengundang tamu internasional, mulai dari jejaring Geopark UNESCO hingga 10 Badan Pengelola Geopark di Indonesia yang sudah terdaftar di UNESCO Global Geopark (UGG) dan mereka akan membuka stan untuk berbagi informasi tentang pengembangan dan pengelolaan Geopark di Indonesia.
Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel mengatakan, dari seluruh event yang dilaksanakan itu sangat penting karena menggali budaya lokal, seperti suku Banjar dan Dayak yang terus dijaga dan dilestarikan.
“Hal ini juga sesuai arahan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor (Paman Birin) agar pelaksanaan Meratus Geopark Great Culture Carnival bisa berjalan sukses sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan global tentang warisan geologi, keanekaragaman hayati dan budaya pada Geopark Meratus sekaligus sebagai pengembangan pariwisata berkelanjutan,” kata Hanifah, di Banjarbaru, Jumat (21/6/2024).
Hanifah mengungkapkan, event ini sebagai sarana promosi budaya dan ekonomi masyarakat lokal dan terhadap semua upaya yang telah dibangun di level tapak, khususnya masyarakat lokal dan seluruh pemangku kepentingan sebagai wujud kesertaan tanpa kecuali, membangun rasa bangga terhadap budaya, kesadaran untuk menjaga lingkungan dan alam.
“Mudah-mudahan melalui event ini nantinya masyarakat dan pengunjung akan dapat menikmati pengalaman unik, perjalanan nyata dari masa lampau melalui ruang dan waktu membangun kembali kebanggaan nilai-nilai luhur dan tradisi untuk membangun kembali kecintaan pada ibu pertiwi untuk masa depan yang lebih baik,” tutur Hanifah.
Lebih jauh Hanifah menyebutkan, Geopark Meratus sedang berproses untuk mendapatkan pengakuan sebagai Geopark Global, pengakuan terhadap keberagaman geologi, baik landscape, bebatuan, mineral, proses geologis dan tektonis serta evolusi bumi di Geopark Meratus.
Geopark Meratus dengan keunikan keterkaitan yang kuat antara aspek geologi, biologi dan budaya. Dengan landscape geologi yang unik Geopark Meratus menjadi rumah bagi flora fauna unik yang ditemukan, seperti bekantan dan keanekaragaman ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi geoproduk, seperti sasirangan yang menjadi kain khas Kalsel, anyaman purun dan beberapa geoproduk yang lain.
“Memang ada beberapa persyaratan penting lainnya untuk ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark yaitu, wilayah yang memiliki warisan geologi bernilai internasional artinya memiliki sejarah bumi yang penting. Selain itu, ada juga pertimbangan penting lainnya yaitu, keberadaan warisan teritorial lain, warisan alam termasuk ekosistem dan keanekaragaman hayati, warisan budaya dan warisan tak benda yang sangat rawan punah, seperti bahasa lokal, dongeng, legenda, mitos asal usul suatu kehidupan masyarakat,” jelas Hanifah. MC Kalsel/Ar