Gubernur Kalsel Melaunching Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Provinsi Kalsel

Gubernur Kalimantan Selatan (KalselH, Sahbirin Noor didampingi ketua TP PKK Provinsi Kalsel Raudatul Jannah melaunching Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang diikuti kader posyandu 13 kabupaten kota secara during maupun luring disela kegiatan Jambore Kader Posyandu Tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2024, Banjarmasin, Rabu (5/6/2024).

Berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka prevalensi stunting Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 30% turun menjadi 24,6% (SSGI, 2022) dan tahun 2023 mengalami kenaikan menjadi 24,7% (Survei Kesehatan Indonesia 2023).Untuk itu diperlukan berbagai strategi dan upaya agar tujuan percepatan penurunan stunting dapat dicapai.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Raudatul Jannah mengatakan, Deteksi dini masalah kesehatan pada ibu hamil, balita dan calon pengantin diharapkan dapat menjadi langkah penapisan pertama di tingkat masyarakat yang dilaksanakan melalui Posyandu.

“Saat ini sebagian besar Posyandu telah dilengkapi dengan alat antropometri terstandar dan ditunjang dengan kader yang kompeten,” kata Raudatul.

Hal ini, Didasari atas arahan Wakil Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting Pusat dalam Rapat Tingkat Menteri pada tanggal 19 Maret 2024, maka Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting menjadi gerakan bersama berkelanjutan yang bertujuan untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan, serta intervensi yang tepat sasaran dan efektif kepada sasaran yang memiliki risiko stunting.

Sehingga, Melalui pensasaran prioritas kepada calon pengantin, ibu hamil dan anak usia dibawah lima tahun diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Gerakan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas program di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas hingga Desa untuk dapat menyisir seluruh sasaran dan melakukan intervensi yang sesuai standar agar hasil yang didapatkan akurat dan cakupan layanan yang diterima oleh sasaran meningkat.

“Gerakan ini dilakukan dalam berbagai rangkaian aksi bersama pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi dan intervensi bagi ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan”, ujar Raudatul.

Melalui gerakan ini diharapkan 100% sasaran ibu hamil, balita dan calon pengantin mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan berupa deteksi dini dan edukasi, serta intervensi bagi ibu hamil, balita dan catin bermasalah gizi dalam rangka mencegah munculnya kasus stunting baru sehingga Indonesia bebas stunting dapat segera terwujud.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Selatan mengatakan intervensi serentak pencegahan stunting yaitu mendeteksi dini masalah gizi, memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran dan melakukan intervensi segera bagi sasaran yang memiliki masalah gizi serta meningkatkan kunjungan cakupan sasaran ke Posyandu.

“Dengan melakukan intervensi serentak pencegahan stunting, diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan menghasilkan generasi yang sehat dan produktif di masa depan”, kata Fathimatuzzahra.

Selain itu, Tidak hanya dalam bidang kesehatan, pencegahan stunting juga berkaitan dengan aspek sosial dan ekonomi. Anak yang tumbuh sehat memiliki peluang yang lebih baik untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Sebaliknya, bila seorang anak mengalami stunting, hal tersebut dapat berdampak pada perkembangan kemampuan kognitif, motorik, dan bahasa pada anak.

Fathimatuzzahra menyampaikan, penting bagi semua pihak untuk memperhatikan masalah stunting dan melakukan upaya pencegahannya.

“Hal-hal kecil seperti memberikan makanan bergizi, memastikan lingkungan yang bersih, dan memperhatikan kebutuhan gizi anak dapat menjadi faktor yang membantu mencegah stunting,” ujar Fathimatuzzahra.

Dengan demikian, upaya pencegahan stunting perlu menjadi perhatian semua pihak. Dengan memahami dan mengenal pentingnya pencegahan stunting bagi masa depan Indonesia, kita dapat bersama-sama menciptakan generasi yang sehat dan produktif. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai