Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perindustrian (Disperin) meminta Pemerintah Kabupaten/Kota agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan pembinaan kepada sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai pengusul Industri Kecil dan Menengah (IKM) One Village One Product (OVOP).
“Jadi di tahun ini Kabupaten/Kota diminta usulan minimal dua sentra IKM untuk disampaikan kepada Kementerian Perindustrian dan akan dievaluasinya sesuai kriteria OVOP yaitu, dari sisi produksi, jenis kualitas produk, jangkauan pasar dan kapasitas produksinya,” kata Kepala Bidang Sarana Prasarana Pemberdayaan Industri, Kris Wibowo mewakili Plt Kepala Disperin Kalsel, Mursyidah Aminy pada Bimbingan Teknis Pengusulan IKM OVOP pada Lokasi Sentra bagi Aparat Kabupaten/Kota se-Kalsel, di Banjarmasin, Selasa (21/5/2024).
Kris mengatakan, pembinaan IKM OVOP itu berfokus pada aspek yang dapat mendorong IKM go global, khususnya aspek inovasi pengembangan produk yang berorientasi pada permintaan pasar, perluasan akses pasar dan peningkatan citra.
“Pembinaan IKM di lokasi sentra melalui pendekatan OVOP memiliki tiga prinsip dasar, yaitu local yet global yang artinya mengupayakan potensi lokal untuk menghasilkan produk yang berdaya saing global, self reliance and creativity yang menekankan bahwa kemandirian masyarakat setempat menjadi motor pendorong utama dari program OVOP dan human resource development, yaitu pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting terhadap kesuksesan atau keberlangsungan dari program OVOP tersebut,” ungkap Kris.
Kris pun mengutarakan, kemampuan sentra IKM telah tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri yang dilakukan dengan cara membangun sentra IKM.
Konsep pembinaan IKM OVOP di lokasi sentra merupakan salah satu aktifitas kegiatan sebagai motivasi agar produknya mampu meningkatkan mutu, produktifitas kerja IKM guna memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
“Konsep sentra IKM OVOP membawa visi untuk mengangkat potensi daerah yang memiliki kearifan lokal sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing dan diterima oleh pasar nasional bahkan global,” imbuh Kris. MC Kalsel/Ar