Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Kesehatan Kalsel memberikan penghargaan kepada Kabupaten/Kota yang telah berhasil menjalankan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dengan baik.
Sertifikat penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Raudatul Jannah melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anhar Ihwan didampingi Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Abdul Chaliq saat kegiatan Rapat Koordinasi dan Evalausi aplikasi SKDR tingkat Provinsi di Banjarmasin, Selasa (23/4/2024).
“Kami sangat apresiasi terhadap capaian Kabupaten/Kota yang telah berhasil menjalankan SKDR dalam ketepatan, kelengkapan dan respon alert terhadap penyakit agar tidak terjadinya KLB,” kata Anhar.
Ia mengatakan, SKDR yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan telah diimplementasikan di seluruh wilayah Kalimantan Selatan, melalui Unit Pelapor Puskesmas dan Rumah Sakit.
“SKDR merupakan alat utama dalam upaya pengamatan mingguan terhadap 24 jenis penyakit menular berpotensi KLB, yang terdiri atas kelompok penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan zoonosis, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) serta penyakit infeksi emerging,” ujarnya.
Menurutnya, pada tahun 2023 tercatat sebanyak 19 KLB terjadi di Kalimantan Selatan. KLB yang terjadi utamanya adalah kasus-kasus PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dan keracunan pangan, yang terdeteksi melalui sinyal/alert serta laporan “EBS” (Event Base Surveilans) SKDR.
“Alhamdulillah, semua KLB tersebut dapat dikendalikan dengan kerjasama semua pihak, terutama “Tim Gerak Cepat” (TGC), baik yang ada di Puskesmas, kabupaten/kota dan provinsi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kinerja SKDR dengan indikator “ketepatan dan kelengkapan laporan” serta “respon alert” telah tercapai dengan baik dan membawa Kalsel mendapat penghargaan di tingkat nasional.
Untuk itu, melalui kegiatan rapat koordinasi kali ini, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk evaluasi, dan penyusunan upaya teknis strategis peningkatan kualitas surveilans SKDR, agar lebih baik lagi sesuai dengan target indikator yang ingin dicapai, serta konsep percepatan pelaksanaan transformasi kesehatan di Banua.
“Saya berharap, seluruh peserta baik dari provinsi maupun utusan kabupaten/kota, dapat mengerahkan fokus dan ikhtiarnya dalam forum ini, sehingga menghasilkan buah pikiran yang konstruktif, serta rencana tindak lanjut yang efisien dan efektif,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh