Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor mendorong pembangunan peternakan berkelanjutan di Kalsel, khususnya pembangunan peternakan itik melalui pengembangan usaha dan agribisnis yang berdaya saing, kerakyatan, berkelanjutan dan terintegrasi.
Hal ini guna mendukung ketahanan pangan dan penyangga pangan Ibu Kota Negara (IKN) yang dikemas dalam program priorits Sistem Integrasi Itik Lahan Rawa dan Lahan Kering (SITI HAWA LARI).
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel, Suparmi mengatakan, baru-baru ini melaksanakan edukasi mengenai potensi itik Alabio sebagai Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) lokal yang bernilai jual tinggi serta monitoring dan evaluasi kepada kelompok ternak penerima bantuan itik Alabio tahun 2023, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para peternak terkait teknik budidaya hingga hilirisasi itik.
“Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah Wilayah Sumber Bibit (Wilsumbit) Itik Alabio sehingga perlu kelestarian dan tetap terpeliharanya kemurnian Itik Alabio di wilayah ini, mengingat Itik Alabio adalah plasma nutfah Kalsel,” kata Suparmi, Banjarbaru, Selasa (13/2/2024).
Suparmi menyebut, Pemprov Kalsel dalam melaksanakan program SITI HAWA LARI berbasis pentahelix, tidak hanya melalui Disbunnak saja tetapi juga bersinergi dan berkolaborasi dengan multistakeholder termasuk Kementerian Pertanian RI dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui UPT Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari yang telah menyalurkan bantuan ribuan ternak itik ke beberapa kelompok di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada 2023.
“Kalsel memiliki potensi peternakan tinggi untuk dikembangkan karena didukung dengan sumber daya alam yang luas dan pakan lokal yang melimpah serta lahan rawa dan lahan kering yang belum dimanfaatkan secara optimal, dapat mendukung peningkatan produktivitas dan populasi ternak lokal yaitu Itik Alabio guna mewujudkan swasembada protein dan ketahanan pangan,” ujar Suparmi. MC Kalsel/scw