Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki potensi besar dalam pengembangan perkebunan kopi. Pada tahun anggaran 2024, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin akan mendorong pengembangan petani kopi yang akan diberikan kepada lima kabupaten di Kalsel dengan memberikan bantuan Saprodi, peningkatan SDM serta pembinaan dan pengawalan. Yang mana komoditas kopi menjadi peringkat keempat setelah sawit, karet, dan kelapa.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel Suparmi melalui Plt Kabid Perkebunan, Agustinus Adie di Banjarbaru, Rabu (31/1/2024).
Agustinus mengatakan, menurut data luasan perkebunan kopi di Kalsel mencapai 2.625 hektare. Namun, untuk mengatasi penurunan produksi kopi, dilakukanlah penambahan perluasan kebun kopi. Kebun paling luas berada di Kabupaten Banjar dengan luas 744 hektare dan produktivitas 391 kg per hektare.
“Tahun ini, terdapat tambahan 60 hektare di lima kabupaten, yaitu Tabalong, Balangan, HST, Banjar, dan Tanah Laut dengan jenis kopi yang ditanam di Kalsel yaitu robusta,” kata Agustinus.
Selain itu, Disbunnak Kalsel juga telah berencana melakukan inovasi terbaru dengan cara melakukan diserfikasi dan integrasi dengan tanaman lain, terutama yang ditanam di bawah pohon karet.
“Pola tanam ganda supradin dengan pengaturan jarak tanam 2 kali 2 setengah kali 18 meter juga menjadi fokus dalam pengembangan perkebunan kopi,” ujar Agustinus.
Selain itu, pohon karet yang ditanam juga bisa digunakan untuk ternak dengan tanaman lain yang bisa hidup berdampingan dengan tanaman kopi.
Untuk mempromosikan inovasi tersebut, Disbunnak melakukan promosi inovasi BANGKODIN, yang menjelaskan bahwa komoditi kopi saat ini sangat menjanjikan.
“Peluang pengembangan perkebunan kopi di Kalsel harus segera dimanfaatkan oleh para petani kopi, khususnya petani karet yang menerapkan pola tanyam supradin,” ujar Agustinus. MC Kalsel/scw