Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendukung penuh Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan yang diselenggarakan oleh Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setdaprov Kalsel, Husnul Hatimah mengatakan, sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu andalan pembangunan di Provinsi Kalsel.
“Melalui forum ilmiah ini, saya mendorong peningkatan kerja sama, kolaborasi, dan sinergi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan ULM selaku mitra pemerintah, dalam rangka mengembangkan pertanian lahan basah yang berkelanjutan. Saya yakin, SDM dari Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM telah mengantongi ilmu dan pengalaman yang memadai untuk terjun ke lapangan,” katanya, Banjarbaru, Rabu (11/10/2023).
Husnul menyebut, dengan luas 38.744,23 kilometer persegi Kalsel di kelilingi lahan budidaya perikanan yang menjanjikan. Bukan hanya dari area kelautan, Kalsel juga memiliki karakteristik lahan basah, yang apabila dimanfaatkan dengan tepat, dapat menghasilkan begitu banyak manfaat.
Menurut Husnul, perikanan lahan basah meliputi daerah rawa hingga lahan basah buatan seperti tambak. Hasil perikanan dari budidaya tersebut seringkali menjadi protein favorit masyarakat Banua, seperti ikan patin, nila, haruan, dan tomang.
“Dilihat dari pola konsumsi masyarakat banua, perikanan lahan basah memiliki potensi besar. Untuk mendukung pengembangannya, perlu teknologi pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik rawa, dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan budaya,” ucapnya.
Pengelolaan dan pengembangan perikanan lahan basah yang tepat diakui Husnul akan menghasilkan lahan perikanan yang produktif, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Pengelolaan perikanan lahan basah sejalan dengan arah kebijakan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Sejak 2020, SDGs dalam poin ekosistem daratan telah menjamin pelestarian, restorasi, dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya,” terangnya.
Selain itu juga disamping melaksanakan aksi sosialisasi dan intervensi pencegahan stunting di tengah masyarakat, Pemprov Kalsel sangat mendukung pengembangan perikanan lahan basah yang berasaskan ekonomi kerakyatan, dan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan budaya. Pengembangan pertanian lahan basah harus bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. MC Kalsel/Rns
Peningkatan produksi ikan dari sumber budidaya lahan basah juga berkontribusi penting terhadap pencegahan stunting. SDGs pada 2030 menargetkan, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi agar SDM Indonesia tumbuh sehat dan tidak tertinggal dari SDM-SDM di negara lain, tentunya membutuhkan kecukupan pangan bergizi.