Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan Rapat Koordinasi Kebudayaan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan terkini dari perkembangan kebudayaan di tingkat kabupaten/kota se Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammadun melalui Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Hadeli Rosyaidi mengungkapkan kegiatan ini dilaksanakan untuk mensinergikan program – program pelestarian dan pemajuan kebudayaan di Kalimantan Selatan.
“Pelaksanaan ini nantinya akan membahas terkait Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTb), kemudian tentang Cagar Budaya, dan pokok pikiran Kebudayaan Daerah,” ucapnya, Banjarmasin, Rabu (20/9/2023).
Ia menerangkan, selain dalam rangka sinkronisasi program, Rakor kali ini juga bertujuan untuk menyamakan persepsi mengenai pokok pikiran kebudayaan daerah di Kalimantan Selatan.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan, Raudati Hildayati menambahkan Rakor Kebudayaan dilaksanakan mulai 20 hingga 21 September 2023 dengan mengundang perwakilan Dinas Kebudayaan dari 13 Belas Kabupaten/Kota, serta beberapa komunitas Seni dan Budaya.
“Beberapa acara yang disampaikan pada Rakor yaitu penjelasan terkait Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Cagar Budaya, Sinkronisasi program kebudayaan dan pemajuan kebudayaan daerah. Materi nanti akan disampaikan langsung oleh narasumber kita yang ahli di bidangnya,” terangnya.
Dengan kegiatan ini, Hilda berharap pada akan muncul keterpaduan di dalam upaya melaksanakan undang – undang Nomor 05 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan.
“Harapannya dengan pertemuan ini, kita semua menemukan ide, gagasan serta saran di dalam menjawab tantangan dan permasalahan di bidang kebudayaan,” terangnya.
Selain itu, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan (Kalsel), M Lutfi Saifuddin mengungkapkan Rakor ini merupakan kesempatan untuk membuat solusi supaya kita bisa membangun kebudayaan di Kalimantan Selatan.
“Bagusnya budaya, tergantung gimana mereka menghargai kebudayaannya sendiri,” pungkasnya. MC Kalsel/usu.