Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perindustrian (Disperin) terus berupaya meningkatkan wawasan kreatifitas dan daya inovasi serta kemampuan teknis pengrajin sasirangan terhadap pewarnaan atau pencelupan kain dalam penerapan berbagai motif hias kain sasirangan.
“Sehingga dari pengrajin sasirangan itu harus bisa menggunakan bahan pewarna alam dalam menghasilkan kualitas kain sasirangan yang lebih baik untuk pemenuhan kebutuhan pasar atau konsumen dengan berdaya saing tinggi,” kata Kepala Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri, Saptono mewakili Kepala Disperin Provinsi Kalsel, Mahyuni usai pembukaan Pelatihan Pembuatan Ekstrak Pewarna Alam Kain Sasirangan
Banjarmasin, Selasa (19/9/2023).
Menurut Saptono, dari pelatihan pembuatan ekstrak pewarna kain sasirangan dengan menggunakan pewarna alami sangat mendukung terciptanya green product dan penggunaan bahan alam akan terus dikembangkan dan dikenalkan sebagai pewarna sasirangan kepada masyarakat luas.
“Kita tahu ketidakpraktisan ini menyebabkan para pengrajin sasirangan beralih ke pewarna sintetis, padahal limbah cair sisa pencelupan kain dengan pewarna sintetis dapat mencemari air dan tanah sehingga diperlukan pemahaman kepada pengrajin sasirangan mengenai keunggulan-keunggulan pewarnaan kain dengan zat warna alami,” ungkap Saptono.
Diutarakan Saptono, proses pewarnaan membutuhkan pencelupan berkali-kali dan warna yang dihasilkan lembut dan unik.
“Selain itu, pewarna alami mengandung bahan antioksidan alami yang tidak iritatif pada kulit serta sasirangan pewarna alam memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan eksklusif,” sebut Saptono.
Lebih jauh Saptono menjelaskan, kain sasirangan yang dihasilkan sekarang sudah semakin variatif dan inovatif dari segi bahan pewarnaan yang digunakan maupun dari motif hias dalam memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen.
“Selama ini penerapan motif hias sasirangan yang diterapkan pada kain hampir sebagian besar atau didominasi dengan menggunakan bahan pewarna sintetis dibandingkan dengan menggunakan bahan pewarna alam,” ujar Saptono. MC Kalsel/Ar