Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kalsel ditargetkan naik hingga 3,95 persen tahun 2024.
Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda Kalsel, Mahrita Yanuarty mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan pada sektor tersebut, seperti meningkatkan hasil produktivitas komoditi hasil pertanian.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di daerah Kalsel sendiri dan juga untuk mendukung kebutuhan industri baik industri kecil dan menengah yang menggunakan komoditas pertanian tersebut.
“Mulai perkebunan, peternakan, perikanan, pangan dan hortikultura itu masuk sektor pertanian,” ucap Mahrita di Banjarbaru, Selasa (1/8/2023).
Mahrita mengatakan, ada beberapa target indikator di masing-masing subsektor. Misalnya pada tanaman pangan, hasil produksi padi tahun 2024 ditarget sebesar 1,2 juta ton.
“Bawang dan cabai rawit juga ingin kita kembangkan. Karena pada beberapa kali penghitungan inflasi disebut menjadi salah satu faktor pendorong inflasi,” ujarnya.
Selain hasil produksi, menurut Mahrita, nilai tambahnya juga harus lebih diperkuat. Artinya distribusi tidak boleh dalam bentuk bahan mentah, melainkan sudah harus menjadi suatu produk olahan.
“Jadi nilai jualnya bisa tinggi dan tentu berpengaruh besar terhadap PDRB nanti,” ungkapnya.
Diketahui, laju pertumbuhan ekonomi Kalsel saat ini sudah membaik dibanding masa pandemi 2021 lalu. Dari data BPS, besaran PDRB Kalsel Triwulan I-2023 mencapai Rp63,58 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp34,74 triliun.
Struktur PDRB Kalsel menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2023 masih didominasi pertambangan dan penggalian sebesar 31,87 persen, diikuti industri pengolahan (11,19 persen), lalu pertanian, kehutanan, dan perikanan (9,91 persen). MC Kalsel/tgh