Miliki Nilai Tambah Ekonomi, Produk Kerajinan Anyaman Harus Lebih Dikembangkan

Seorang ASN melihat dompet anyaman purun tikus khas Kabupaten Barito Kuala yang dihasilkan oleh perajin IKM, Banjarmasin, Selasa (14/3/2023). MC Kalsel/Ar

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berkomitmen dalam memajukan produk kerajinan daerah, terutama anyaman yang dihasilkan oleh perajin Industri Kecil dan Menegah (IKM).

“Memang kemarin itu telah di fasilitasi bagi IKM dalam membuat kerajinan anyaman di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) agar kerajinan anyaman ini mampu eksis serta bisa mengekspor ke beberapa negara. Kami akan lebih bersinergi lagi bersama Kementerian Perindustrian dan SKPD terkait dalam memberikan nilai tambah kepada pelaku IKM anyaman,” kata Sekretaris Dekranasda Provinsi Kalsel, Kris Wibowo mewakili Ketua Dekranasda Provinsi Kalsel, Raudatul Jannah, di Banjarmasin, Selasa (14/3/2023).

Dikatakan Kris, produk dari bahan anyaman dapat melahirkan produk yang prestisius dan unik karena mengedepankan unsur estetika (keindahan) dan artistik (seni), serta memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

“Maka dari itu, IKM anyaman harus bisa memunculkan keberadaan produk kerajinan anyaman dengan mengembangkan motif atau desain baru agar dapat memperluas segmen pasar dengan memenuhi keinginan konsumen,” ungkap Kris.

Kris menyebutkan, IKM anyaman yang tersebar di kabupaten/kota mengembangkan dan mendiversifikasikan produknya, seperti menggunakan bahan baku bamban, purun, rotan, eceng gondok, bambu, dan tirik.

“Kita tahu nilai jual dari produk ini tidak begitu tinggi, namun keberadaannya menjadi penggerak perekonomian desa dan menjadi produk yang diunggulkan daerah,” tutur Kris.

Kris pun menginginkan, para IKM anyaman agar dapat berkontribusi dengan eksistensinya seiring berkembangnya industri anyaman tas, dompet dan home decor.

“Sehingga, memiliki nilai tambah yang dapat di jual dipasaran dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Kris. MC Kalsel/Ar

Mungkin Anda Menyukai