Untuk mengetahui faktor penghambat pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kalimantan Selatan (Kalsel), Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel melaksanakan kajian potensi pengembangan BUMDes di Kalsel.
Kepala Balitbangda Provinsi Kalsel melalui Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah Balitbangda Kalsel, Abriansyah Alam menjelaskan, tujuan kajian untuk mengetahui secara spesifik penghambat pengembangan BUMDes di Kalsel.
“Kami juga ingin menyusun strategi apa saja yang bisa dilakukan pemberdayaan serta pendampingan BUMDes,” ucapnya, di Banjarbaru, Jumat (10/3/2023).
Sementara itu, Ketua Tim kajian Potensi Pengembangan BUMDesa di Kalsel, Herry Azhar Pradana menambahkan pada kajian yang dilakukan oleh peneliti, seluruhnya dari Balitbangda Kalsel.
“Ada 4 peneliti dengan rinciannya yaitu, ketua tim kajian saya sendiri, dan anggota tim kajian yaitu Dewi Siska, Latifa Suhada Nisa, dan Siska Fitriyanti,” tuturnya.
Lalu dari data yang diperoleh, Kalsel memiliki 1.672 BUMDes dari kurang lebih 1.864 Desa. Akan tetapi hanya setengah dari data tersebut yang masih aktif atau 854 BUMDes yang berstatus aktif.
“Di Kalsel sebanyak 1.085 BUMDes Pemula, Perintis 361 BUMDes, berkembang 107 BUMDes dan Maju 20 BUMDes. Dan kajian kali ini, kami mengambil fokus pada BUMDes kategori berkembang dan maju,” katanya.
Pemilihan fokus kali ditujukan, agar pada saat tim peneliti turun ke lapangan, dapat melihat bagaimana usaha BUMDesa ini beroperasi dan langsung dapat melakukan review serta evaluasi. Lalu untuk saat ini, pihaknya ditahap pengumpulan data dari di 11 kabupaten, dan memakan waktu kurang lebih tiga hingga empat bulan, serta proses analisis data memakan waktu satu sampai dua bulan.
“Apabila semua tahapan di lapangan dan analisis telah selesai, maka tahapan selanjutnya seminar akhir yang akan digelar pada triwulan keempat,” pungkasnya. MC Kalsel/usu.