Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus mengembangkan budidaya padi apung sebagai solusi apabila lahan pertanian terjadi banjir.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengungkapkan inovasi padi apung ini sudah mulai di kembangkan pada pertengahan tahun 2022 yang lalu di tiga kabupaten/kota.
“Dan dilihat dari hasil panen di Kabupatan Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Selatan, hasilnya sangat memuaskan yaitu 9 ton per hektare dengan total luas di dua kabupaten tersebut mencapai 50 hektare,” ucapnya, di Banjarbaru, Rabu (1/2/2023).
Lanjut, Ia menjelaskan, untuk hasil panen padi di tahun 2022 mencapai 873 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), ini tidak termasuk dari hasil panen dari padi apung.
Sedangkan untuk budidaya padi apung, merupakan salah satu pemanfaatan lahan rawa yang tidak termanfaatkan seperti di Kabupaten Batola, HSU dan HSS hampir 30 ribu hektare.
“Ini menjadi salah satu gerakan dari Pemprov Kalsel, agar lahan rawa yang terendam supaya tetap produktif dan menambah lahan untuk dijadikan wadah bertanam,” tuturnya.
Oleh karena itu, padi apung menjadi solusi jangka panjang di lahan pertanian, yang sepanjang tahun kerap tergenang hingga petani tidak bisa bercocok tanam.
“Hal ini juga untuk menunjang misi Kalsel menjadi penyangga pangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur,” pungkasnya. MC Kalsel/usu.