Pada Presidensi G20, ada tiga isu besar yang dibahas, salah satunya menekan emisi gas karbon atau gas rumah kaca di Indonesia khususnya Kalsel untuk menuju ke titik pemanfaatan energi bersih yang terus meningkat.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Isharwanto melalui Kepala Bidang Energi, Sutikno mengatakan dalam mengakselerasi transisi energi Indonesia guna mencapai target net zero emission pada 2060 (NZE 2060), pihaknya terus menggenjot bauran energi di Kalsel.
“Transisi energi ini merupakan salah satu dari tiga isu yang besar nantinya dibahas pada Presidensi G20 Indonesia yang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan,” ucapnya, Banjarbaru, Senin (14/11/202).
Lanjut Ia menjelaskan, berdasarkan perda RUED Nomor 1 tahun 2020 untuk pembangkit energi di Kalsel mencapai 8,7 ribu MW.
Akan tetapi, Sutikno mengatakan untuk kondisi pada triwulan ke 3 bulan ini, bauran energi di Kalsel telah mencapai 17,9%.
“Berarti sudah ada 144,4 MW terdiri dari on grid maupun off grid, tetapi hasil ini didominasi oleh off grid terutama dari sektor industri,” tuturnya.
Lalu ada beberapa sektor industri yang sudah menggunakan pembangkitan sendiri dengan tenaga biogas, tenaga surya dan tenaga hidro.
Sutikno berharap dengan target Indonesia net zero emission pada 2060 (NZE 2060) dapat menjadikan ramah lingkungan.
“Sehingga Indonesia menunjang pembangkit yang lebih ramah lingkungan,” pungkasnya. MC Kalsel/usu.