Perpustakaan Lestarikan Konten Lokal dan Tunjang Pembangunan

Penyerahan buku Liem Ho Ho ke Perpustakaan Palnam. Dispersip Kalsel/dok

Perpustakaan daerah milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapatkan koleksi buku lokal baru berjudul “Pejuang Seorang Mualaf Liem Ho Ho”.

Buku tersebut diserahkan oleh Anggota Komisi I DPRD Kalsel, Rachmah Norlias kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel, Nurliani Dardie belum lama ini.

Nurliani menyambut baik penyerahan buku tersebut, menurutnya ini dapat menambah koleksi dan melestarikan konten lokal yang ada di Perpustakaan Palnam.

Nurliani juga menuturkan, penyerahan ini merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR), untuk mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa.

“Hal ini juga dalam rangka menunjang pembangunan melalui pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menyelamatkan KCKR dari ancaman bahaya yang disebabkan oleh alam dan perbuatan manusia,” kata Nurliani melalui siaran pers Dispersip Kalsel, Banjarmasin, Rabu (7/9/2022).

Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kalsel, Rachmah Norlias menuturkan buku tersebut ditulis oleh cucu Liem Ho Ho, Muria Zuhdi, buku ini mengisahkan biografi Liem yang setelah memeluk Islam memiliki nama Norlias atau H Abdul Halim. Riwayat lain seperti Direktori Paham, Aliran, dan Tradisi Keagamaan di Indonesia Volume 1 (2014) menyebut namanya sebagai Haji Nuriyas. Liem Ho Ho sendiri adalah generasi pertama orang Tionghoa yang datang ke Banjarmasin, Dia juga dikenal sebagai seorang aktivis Muhammadiyah di Banjarmasin.

Liem dibawa merantau ke Indonesia oleh orangtuanya sejak usia 10 tahun dari dusun Kau San Jie di Hok Tjia atau yang sekarang menjadi Prefektur Fuzhou, Provinsi Fujian/Hokkian, Tiongkok.

Liem Ho Ho, lanjut Rachmah, termasuk salah satu tokoh Tionghoa yang membentuk Persatuan Islam Tinghoa Indonesia (PITI) pertama kali. Meski semasa hidupnya kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif, Liem yang beristrikan orang Banjar itu tetap gigih berjuang untuk Persyarikatan dan Indonesia.

“Itu pelajaran yang menurut kami, setelah buku ini terbit menarik untuk diketahui, bukan hanya untuk keluarga, tapi untuk masyarakat luas” tutur Rachmah Norlias, anak Liem Ho Ho melalui siaran pers Dispersip Kalsel.

Rachmah Norlias menyebutkan, penyerahan buku dari penulis Muria Zuhdi tersebut, sebagai salah satu upaya pihak keluarga untuk melestarikan dan mempromosikan karya lokal.

“Semoga pertisipasi kita untuk menambah konten lokal ini juga dapat menjadi sarana mengembangkan perpustakaan dan minat baca masyarakat” pungkasnya. MC Kalsel/Jml

Mungkin Anda Menyukai