Untuk mengevaluasi pelaksanaan program TBC Tahun 2021 dan Semester 1 Tahun 2022, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel melakukan pertemuan monitoring dan evaluasi program Tuberkulosis (TB) Tingkat Provinsi Kalsel di Hotel Berbintang Banjarbaru.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 27 hingga 29 Juli 2022 ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian kerja, khususnya program tuberkulosis yang ada di Kalsel.
Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Risnawati selaku Epidemiolog Ahli Muda pengelola Program TB Provinsi mengatakan Tuberkulosis masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia.
Menurut laporan WHO dalam Global TB Report tahun 2021, saat ini Indonesia berada diperingkat ketiga dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak setelah India, dengan estimasi insiden sebesar 824.000 kasus atau 301 per 100.000 penduduk dan mortalitas 93.000 atau 34 per 100.000 penduduk (selain TB HIV).
Untuk itu, Indonesia telah berkomitmen menurunkan insidensi kasus tuberkulosis menjadi 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030. Upaya penanggulangan tuberkulosis di Indonesia tahun 2020‐2024 telah diarahkan untuk mempercepat upaya Indonesia mencapai eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030, serta mengakhiri epidemi tuberkulosis di tahun 2050.
“Data tahun 2021, di Kalsel menunjukkan bahwa capaian cakupan penemuan kasus TB (treatment coverage) sebesar 27,4% (target 90%), angka keberhasilan pengobatan (treatment success rate) sebesar 84,12% (target 90%), dan angka keberhasilan pengobatan TB resisten obat sebesar 57,14% (target 75%),” kata Risnawati, Kamis (28/7/2022).
Sedangkan situasi capaian program TBC hingga pertengahan tahun ini, sudah menunjukkan kecenderungan yang positif karena beberapa indikator khususnya notifikasi kasus TB (sensitif obat maupun resistan obat) sudah di atas capaian tahun 2021.
“Berdasarkan data hingga Juni 2022, jumlah notifikasi kasus TB SO dan RO sebanyak 2.638 kasus (TC=17,5%) angka ini lebih besar dibandingkan dengan notifikasi kasus triwulan 1-2 tahun 2021 sebanyak 1.916 kasus (TC= 12,69%),” ungkapnya
Oleh sebab itu, permasalahan TB tidak bisa diselesaikan hanya oleh petugas program TB. Dibutuhkan dukungan yang sangat besar dari lintas program dan lintas sektor.
“Kita harus bersinergi serta bahu-membahu untuk melaksanakan pelacakan sehingga target dapet tercapai dan tidak ada pasien TBC yang tidak ditangani dengan tuntas baik pada pasien dewasa maupun pada pasien anak,” kata Risnawati.
Kegiatan dihadiri 56 peserta dari Dinkes Kabupaten/Kota se Kalsel yang membidangi program TB kabupaten/kota dan organisasi profesi. MC Kalsel/tgh