Kalsel Akan Kembangkan Budidaya Bambu Sebagai Produksi Hasil Hutan Andalan

Gubernur Provinsi Kalsel H. Sahbirin Noor menyampaikan sambutan pada acara pemeliharaan pohon rimbawan Kalimantan Selatan di Kawasan Perkantoran Pemprov. Kalsel, Jum’at (19/1). MC Kalsel/jml

Program revolusi hijau merupakan wujud nyata dalam upaya menghijaukan banua, serta pembangunan ruang terbuka hijau adalah salah satu langkah yang ditempuh untuk dapat menciptakan kawasan perkantoran yang hijau dan asri.

Oleh kearena itu langkah dari Pemprov. Kalsel dalam pemeliharaan pohon ini mendapatkan apresiasi dari Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ida Bagus Putera Parthama yang hadir dan menyaksikan apel pemeliharaan pohon tersebut.

Hal tersebut dikatakan Gubernur Provinsi Kalsel, H. Sahbirin Noor pada upacara pemeliharaan pohon rimbawan Kalimantan Selatan di Kawasan Perkantoran Pemprov. Kalsel, Jum’at (19/1)

Menurutnya, gerakan revolusi hijau ini harus kita jaga dan pelihara bersama agar nantinya juga dapat dirasakan secara terus menerus, tidak saja oleh kita tetapi juga anak cucu kita.

Selanjutnya Gubernur Kalsel mengatakan bahwa Kalimantan Selatan harus menjadi yang terdepan dalam gerakan revolusi hijau. “Mari kita tunjukan bahwa orang banua mampu untuk melestarikan hutan dan lingkungan kita,” ucapnya.

Lebih jauh dirinya mengatakan dalam waktu yang tidak lama lagi, ditempat ini akan kita tumbuhkan pohon – pohon dengan jenis endemic Kalsel, seperti ulin, meranti, sungkai, dan jenis – jenis rimba campuran lainnya serta tidak lupa juga kita kembangkan jenis bambu yang akan kita dorong untuk lebih digalakkan dalam budidaya dan penggunaannya.

“Gubernur, telah memerintahkan kepada kepala Dinas Kehutanan untuk segera membangun, mengembangkan dan mempromosikan bambu sebagai salah satu hasil hutan andalan Provinsi Kalsel,” katanya.

Tidak hanya itu, Gubernur Kalsel juga mengatakan sebagai wujud nyata dari pengembangan budidaya dan promosi bambu, serta menjadikan hasil hutan andalan Kalsel, maka di tempat ini direncanakan dalam miniatur Hutan Hujan Tropika dan akan dibangun Masjid terbesar yang dibuat selurunya dari bambu

“Untuk itu kami meminta dukungan sepenuhnya dari semua pihak, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” harapnya.

Dikesempatan yang sama Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ida Bagus Putera Prathama mengatakan bahwa ia sering mendengar program penanaman pohon, namun sangat jarang melihat program pemeliharaan pohon seperti yang digelar oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.

“Kita sering mendengar program menanam pohon tetapi sangat jarang mendengar program pemeliharaan pohon, menanam pohon mudah, tetapi pemeliharaan pohon sangat penting,” katanya.

Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan serah terima Pembangunan Model Unit Manajemen Hutan Meranti (PMUMHM) di Kabupaten Kotabaru seluas ± 15.000 Hektar yang diserahkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel yang diterima secara langsung oleh Gubernur Prov. Kalsel. (tgh)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan