Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Selatan (Kalsel) melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) berbasis praktik Pekerjaan Sosial bagi para pemerlu kesejahteraan sosial. Kegiatan ini bertujuan membentuk keluarga tangguh yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan dihadiri 26 peserta dari 13 kab/kota.
Salah satu pilar penyelenggara urusan kesejahteraan sosial adalah basis Pemberdayaan Sosial, yang mana Pemberdayaan Sosial sendiri adalah segala upaya yang diarahkan untuk menjadikan masyarakat yang mengalami masalah sosial memiliki daya untuk mampu memecahkan masalah-masalahnya, menjalankan peran-perannya dan memenuhi kebutuhan dasarnya.
“Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, Dinsos Kalsel tidak dapat bekerja sendiri, melainkan membutuhkan peran stakeholders lainnya, salah satunya adalah Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),” kata Kepala Dinsos Kalsel, Siti Nuriyani, Banjarmasin, Rabu (18/5/2022).
Adapun kegiatan pengembangan kapasitas ini dikatakan Nuriyani adalah bentuk pemberdayaan yang dilakukan Dinsos Kalsel dengan tujuan peningkatan kapasitas bagi para individu atau keluarga yang telah menjadi pionir dan memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi role model dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga, maupun dalam organisasi atau kelompok hingga dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
“Kegiatan ini terutama dimaknai dari segi kebermanfaatannya bagi para pemerlu kesejahteraan sosial, diharapkan kegiatan ini dapat menciptakan role model yang dapat memberikan kebermanfaatan yang bersifat berkelanjutan bagi para pemerlu pelayanan Kesejahteraan Sosial,” kata Nuriyani.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos Kalsel, Anhar Ihwan, menyebutkan Permensos Nomor 08 Tahun 2012 merupakan pendataan dari jenis PPKS serta PSKS yaitu potensi sumber kesejahteraan sosial dimana sebanyak 26 PPKS dan 12 PSKS.
“Selama ini kita ingin menggerakan ke 12 PPKS ini karena diketahui pembangunan bidang kesejahteraan sosial tidak hanya bisa dilaksanakan pemerintah, tetapi juga harus melibatkan tiga pilar kompenen pembangunan yaitu pemerintah, pengusaha, dan masyarakat,” kata Anhar.
Menurut Anhar, pemberdayaan itu tidak hanya dilakukan pemerintah, akan tetapi juga dilakukan masyarakat. Diakuinya selama ini sudah berjalan bagus serta ingin mencoba meningkatkan agar potensi tersebut bisa seperti bola salju.
“Untuk bisa mengatasi upaya, semakin banyak masyarakat yang tadinya pemerlu pelayanan sosial menjadi potensi. Masyarakat bisa menghire masyarakat lain yang memerlukan pelayanan sosial,” kata Anhar.
Selama ini, menurut Anhar sudah dilakukan khususnya di Kalsel dimana yang dikembangkan potensi sumber lembaga kesejahteraan sosial yaitu karang taruna, Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
“Kita mencoba hari ini untuk mengcreate yang keluarga. Tidak ada masyarakat yang kuat kalo tidak ada keluarga kuat. Negara kuat karena ada keluarga yang kuat,” kata Anhar.
Anhar pun berharap dengan adanya kegiatan tersebut, nantinya apabila sudah ada potensi sumber daya kesejahteraan sosial ini permasalahan itu tidak akan keluar dari keluarga. MC Kalsel/Rns