Berlandaskan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, PT Pertamina Regional Kalimantan bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meresmikan tujuh lembaga penyalur BBM satu harga atau yang dikenal SPBU 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Faried Fakhmansyah, mewakili Gubernur Kalsel menyambut baik hadirnya SPBU 3T oleh PT Pertamina Regional Kalimantan dan BPH Migas, guna memberikan rasa adil dan kenyamanan bagi masyarakat, khususnya terkait dengan harga BBM.
“Semoga kehadiran SPBU 3T ini perekonomian masyarakat di daerah 3T semakin membaik dan membuat daerah di Kalsel lebih mau dan berkeadilan,” kata Faried, Banjarmasin, Selasa (14/12/2021).
Ke depan, Dia berharap PT Pertamina bersama BPH Migas bisa membangun lembaga penyalur BBM satu harga ini di 12 kabupaten/kota lainnya di Kalsel.
“Untuk penyediaan SPBU 3T ini kita menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan juga ketersediaan kuota BBM yang ada di BPH Migas dan Pertamina. Diharapkan kedepan di 12 kabupaten/kota lainnya selain HSS juga memiliki SPBU 3T ini,” kata Faried.
Sementara itu, Eksekutif General Manager Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Freddy Anwar mengatakan selain produk BBM solar bersubsidi, SPBU 3T juga dimungkinkan menjual BBM selain solar.
“Hari ini kita bersama BPH Migas meresmikan tujuh SPBU 3T untuk wilayah Kalimantan. Di Kalimantan Selatan sendiri ada satu yakni di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kandang, Sungai Langsat. Di samping produk BBM solar bersubsidi, SPBU 3T ini juga memungkinkan menjual produk BBM bersubsidi lainnya,” kata Freddy,
Freddy mengatakan dengan hadirnya SPBU 3T ini, pihaknya ingin memastikan sila kelima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa berjalan dengan benar.
“Melalui SPBU 3T ini, tidak hanya masyarakat kota saja yang merasakan harga BBM khususnya solar bersubsidi, tapi juga masyarakat yang ada di kabupaten juga merasakan harga yang sama dengan di kota,” tutur Freddy.
Komite BPH Migas, Abdul Halim, menyebutkan bahwa target pengadaan SPBU 3T untuk regional Kalimantan bersifat dinamis, tergantung hasil evaluasi di lapangan oleh PT Pertamina.
“Saat ini untuk Kalimantan target spesifiknya bersifat dinamis, bisa bertambah ataupun berkurang (direlokasi). Hal ini bergantung dari hasil kajian rekan-rekan dari Pertamina mulai dari kebutuhan dan geografisnya di suatu daerah,” ujar Halim.
Hingga akhir tahun 2021 ini, PT Pertamina bersama BPH Migas menargetkan sebanyak 583 SBPU 3T bisa diresmikan di seluruh daerah di Indonesia.
“Insya Allah di seluruh NKRI kami menargetkan dari yang awalnya 500 kini menjadi 583. Itu yang akan terus kita galakan dan kita awasi kuotanya agar selalu tersedia,” kata Halim. MC Kalsel/Jml