Dalam rangka percepatan penanggulangan TBC pada Balita, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel mengadakan sosialisasi upaya peningkatan asupan gizi seimbang tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2021.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepada Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Muslim diwakili oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Nurul Ahdani dan diikuti 55 peserta terdiri atas Dinas Kesehatan Provinsi, Dinkes HSU, Program gizi Pukesmas, Ormas, TP PKK, dan lainnya.
Dikesempatannya, Nurul Ahdani mengatakan kejadian tuberkulosis pada anak di bawah usia 15 tahun diperkirakan sekitar 8,2% atau sekitar 70.000 kasus per tahun (WHO) 2019).
“Jadi Indonesia berkomitmen mempercepat penanggulangan TBC dengan harapan akan mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030,” kata dia, di Hotel Berbintang Banjarmasin, Sabtu (30/10/2021).
Menurutnya, tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
Oleh sebab itu, pembangunan bidang kesehatan, termasuk di antaranya stunting dan tuberkulosis, merupakan bagian dari langkah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berkualitas.
“Risiko komplikasi dan kematian pada pasien tuberkulosis di antaranya dipengaruhi oleh status gizi individu. Status gizi dan penggunaan zat gizi oleh tubuh menjadi terganggu akibat adanya infeksi, sehingga akan mempengaruhi status gizi,” ujarnya.
Oleh karena itu, gizi merupakan faktor pendukung penting untuk penanggulangan penyakit infeksi seperti tuberkulosis. Maka praktek gizi seimbang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit tuberkulosis. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah gizi balita dengan pemberian makanan bergizi di masyarakat.
“Jadi makanan asupan gizi seimbang dapat menekan terjadinya TBC pada balita,” ungkapnya.
Apalagi status gizi masyarakat Provinsi Kalsel dilihat dari masalah gizi kurang (underweight) dan kurus (wasting) dalam tiga tahun terakhir cenderung menurun namun masalah kurang gizi kronis (stunting) cenderung fluktuatif.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter menjadi sebesar 0,4% bila dibandingkan Riskesdas 2013 yang mencapai 0,3%.
Sementara itu, Ketua Panitia penyelenggara Yuliani mengatakan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pelaksana program gizi dalam mempersiapkan dan melaksanakan program pemberian makanan berbasis pangan lokal yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang.
Selanjutnya, pemberian paket bahan pangan lokal kepada keluarga sebagai dukungan peningkatan daya tahan tubuh terhadap penularan TBC. Terlaksananya pendampingan secara lintas program/sektor dalam penanggulangan TBC pada balita dan keluarga melalui pendidikan gizi serta pemantauan dan evaluasi terhadap kemajuan intervensi yang dilakukan. MC Kalsel/tgh