Pembangunan keluarga dan SDM unggul menjadi kunci dalam mengatasi stunting di Kalsel. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel bekerja sama dengan Kementerian PMK mengadakan Rapat Koordinasi di Aula Kantor BKKBN Kalsel, Banjarmasin.
Tenaga Ahli Kemenko PMK, Tin Herawati mengatakan kedatangannya di Kalsel untuk melakukan penelitian dan masukan bagaimana pembangunan keluarga kedepannya.
“Bagaimana supaya mendapatkan masukan pencegahan stunting untuk SDM unggul di masa yang akan datang,” ujarnya, Selasa (5/10/2021).
Ia juga menyebutkan bahwa melihat program yang dilakukan daerah, seperti perencanaan berkeluarga dan penanganan stunting. Dari sana bakal mengetahui kendala yang diperoleh Pemerintah daerah.
Kemudian, akan mencatat dan memberikan masukan ke pemerintah untuk perbaikan generasi masa depan. “Di daerah itu sudah ada inovasi untuk perkembangan pertumbuhan keluarga,” katanya.
Oleh karena itu, di Kalsel telah melibatkan generasi milenial untuk program perkembangan keluarga dan pencegahan stunting. Hal ini tidak hanya menjadi tugas orang dewasa, tetapi juga generasi muda.
“Karena generasi milenial terlibat dalam pernikahan remaja,” ujarnya.
Untuk itu posisi, BKKBN sangat strategis sebagai Koordinator Penanganan dan Pencegahan Stunting. Namun di tahun 2025, pihaknya menyiapkan target stunting sekitar 14 persen di Kalsel. “Dimana angka stunting di Kalsel merupakan 10 besar tertinggi di Indonesia,” kata Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan.
Menurut, Ramlan upaya yang akan dilakukan pertama, sesuai dengan satgas stunting yakni bagaimana cara mengedukasi para calon pasangan agar tahu apa yang harus mereka siapkan.
Kemudian, 3 bulan sebelum pernikahan, perempuan harus diberikan pil penambah darah dan diberi asam folat, supaya sel telurnya betul-betul sehat dan siap dibuahi. Kemudian setelah hamil calon ibu penting untuk mengkonsumsi zat yang bergizi sehingga anaknya lahir tidak mengalami stunting.
“Ini perlu kita berikan edukasi kepada pasangan muda agar nantinya anak yang dilahirkan tidak stunting,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan membentuk tim pendamping keluarga tingkat desa se-Kalsel. Bahkan BKKBN Kalsel telah menyurati 13 Kabupaten/Kota, sehingga akan terbentuk 3072 tim pendamping keluarga.
Satu tim pendamping, terdiri bidan, kader PKK dan petugas desa/kelurahan untuk mencegah stunting di Kalsel. “Penurunan stunting sangatlah penting untuk menghadisilkan SDM yang unggul,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh