Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia melakukan Dialog Bernas Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Kalimantan melalui virtual.
Dialog dilakukan sebagai langkah informasi dan pemahaman kepada masyarakat dan pemangku kebijakan terkait capaian restorasi gambut dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari membuka dialog virtual tersebut yang diikuti oleh pemangku kebijakan serta insan pers di wilayah Kalimantan.
Dialog ini menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua oleh Jany Tri Raharjo dan Guru Besar IPB University oleh Bambang Hero Saharjo.
Jany menjelaskan terkait legalitas BRGM sebagai Lembaga Non-struktural serta tugas dan fungsinya, termasuk juga realisasi pembangunan infrastruktur pembasahan gambut di Kalimantan.
“Capaian restorasi gambut hingga tahun 2020, Kalimantan Selatan sebanyak 679 sumur bor dan 130 sekat kanal,” ucapnya, Selasa (10/8/2021).
Sementara menurur Bambang, lebih menitik pada efektivitas pembangunan infrastruktur pembasahan gambut dalam mengantisipasi kebakaran ekosistem.
Dijelaskan bahwa perbandingan luas kebakaran hutan dan lahan gambut tahun 2019 dari tiga provinsi di Kalimantan selain Kalimantan Timur dan Utara, Kalimantan Selatan sebagai terkecil yakni 11.950 hektare.
Sedangkan Kalimantan Barat dengan luas 60.487 hektare kemudian Kalimantan Tengah seluas 183.836 hektare.
“Pembangunan infrastruktur pembasahan gambut dalam mengantisipasi kebakaran ekosistem, merupakan suatu keharusan bila lahan bergambut benar-benar ingin dikelola dan dengan hasil yang memadai,” ungkap Bambang.
Kemudian persyaratan terpenting untuk pelestarian gambut yakni kejenuhan permanen oleh air dan untuk mengurangi hilangnya gambut di lahan gambut yang terkena drainase. Gambut sangat penting dibasahi kembali dan hidrologi gambut dikembalikan ke kondisi mendekati alami. MC Kalsel/Fuz