Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel meapresiasi terkait penerapan PPKM Level 4 yang dimulai sejak 26 Juli di Kalsel khususnya di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru sebagai salah satu metode mengurangi penularan COVID-19 di masyarakat.
“Jadi kami melihat dengan adanya PPKM ini sebagai langkah efektif dalam mengurangi penularan COVID-19 di masyarakat,” kata Ketua IDI Kalsel, M Rudiansyah di Banjarmasin, Kamis (29/7/2021).
Menurutnya, pemberlakuan PPKM ini dilaksanakan karena dalam tiga minggu terakhir angka penularan kasus meningkat tajam.
“Artinya di awal Juli hingga sekarang terjadi peningkatan yang sangat eksponensial dan ini menjadi teguran buat kita bahwa sudah selayaknya kita melaksanakan PPKM ini,” ucap Rusdiansyah.
Rusdiansyah mengatakan dengan adanya PPKM ini menjadi efektif atau tidak dalam mengurangi penularan, semua itu tergantung dari peran serta masyarakat dan pemegang kebijakan harus bisa menjalankan PPKM tersebut sesuai aturan yang ada.
“Dengan adanya PPKM ini otomatis mengurangi mobilitas masyarakat sehingga penularan pun akan berkurang. Selain itu, kita juga tidak ingin masyarakat disatu sisi mencegah penularan tapi disisi lain mereka juga terpuruk dalam hal ekonomi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, peran pemangku kebijakan dalam menjalankan hal tersebut tetap mengedepankan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. “Misalnya dalam hal ekonomi, masyarakat dapat tetap bekerja atau mencari nafkah tapi pengawasan pelaksanaannya benar-benar sesuai protokol kesehatan, sehingga tidak menambah penularan-penularan yang ada,” ujarnya.
Tetapi jika secara hitung-hitungan masyarakat, mereka yang tidak keluar bekerja juga akan mati karena tidak ada pemasukan, tapi jika dia bekerja masih mungkin bisa bertahan hidup dengan pilihan tertular atau mungkin juga tidak tertular.
“Makanya kuncinya adalah satu, bagaimana mereka menjalankan prokes, sehingga mereka tetap dapat bekerja dan mendapat penghasilan tapi juga terhindar dari penularan, agar angka penularan dan kematian tidak bertambah,” kata Rusdiansyah. MC Kalsel/tgh