Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Selatan melalui Bidang Inovasi dan Teknologi melaksanakan Kajian Pemurnian Itik Alabio di Kalimantan Selatan.
Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan, Murwany Viviane Antang mengungkapkan di tahun 2021 Bidang Inovasi dan Teknologi melakukan beberapa kajian, salah satunya kajian pemurnian itik alabio di Kalimantan Selatan yang bekerja sama dengan beberapa stakeholder terkait yaitu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan, Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari.
“Kajian ini sudah kami mulai pada bulan Maret yang lalu dan beberapa kegiatan sudah dilaksanakan seperti workshop, seminar proposal dan juga kami ada kunjungan ke Balitnak Bogor yang mempunyai itik alabio murni secara genetik,” ucapnya, Banjarbaru, Kamis (22/7/2021).
Murwany menjelaskan diadakan kajian ini agar bisa menganalisis keberadaan itik alabio murni khas Kalimantan Selatan serta dapat mengusung kebijakan untuk memperbaiki genetik itik alabio murni agar bisa dilestarikan kembali.
Berdasarkan informasi yang didapat saat berkunjung ke Balitnak Bogor, keberadaan itik Alabio murni (yang bukan hasil persilangan dengan jenis itik lokal lainnya) di Kalimantan Selatan sudah sangat sedikit.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan, Triyuni Wulandari menambahkan untuk Tim Peneliti kajian kali ini berjumlah 7 orang.
“Dengan ketua Tim Kajian dari BPPT Produksi Ternak Ahmad Subhan, serta anggota peneliti dari Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan Amarullah, dari Disbunnak Kalimantan Selatan Rini Fajarwati, dari BPTU ada Isti Damayanti, dari Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan ada Siska Fitriyanti, Dewi Siska dan Noor Laili Aziza,” ungkapnya.
Sedangkan dari tim peneliti Balitbangda, Siska Fitriyanti mengungkapkan selama proses ini pihaknya belum melihat terlalu banyak kendala dalam kajian pemurnian itik alabio.
“Karena dari tim belum terjun langsung ke lapangan dan pada bulan Agustus, nanti kami akan mulai ke beberapa daerah yang ada di Kabupaten HSS, HST, HSU dan Tanah Laut untuk pendataan,” ujarnya.
Dewi Siska dari Tim peneliti Balitbangda Kalimantan Selatan menambahkan untuk judul yang telah dibuat ini mungkin terlalu teknis, sehingga takutnya ekspetasi orang dari hasil kajian ini berupa teknis.
“Oleh karena itu, nantinya akan dibuat sub judul dalam kajian ini agar memastikan, bahwa hasil kajian ini berupa kebijakan terkait pemurnian itik alabio di Kalimantan Selatan,” pungkasnya. MC Kalsel/usu.