Kegemaran kaum milenial menggunakan produk luar negeri menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Perdagangan (Disdag) Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk lebih gencar mempromosikan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal, hingga mampu menjangkau kalangan yang juga disebut sebagai generasi Y itu.
“Ini harus kita edukasi karena banyak produk luar negeri yang sebenarnya merupakan produk dari UMKM dalam negeri sendiri,” kata Kepala Disdag Kalsel, Birhasani saat Sosialisasi Bangga Buatan Indonesia (BBI) Angkatan I, Banjarmasin, Kamis (24/6/2021).
Di era digital saat ini, Birhasani mengakui produk impor menguasai hampir 90 persen pasar online, yang tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM lokal, juga pemerintah.
“Ini tentunya tantangan bagi kita semua termasuk bagi para pelaku UMKM. Alternatif menjual produk melalui pasar online saat ini sangat menjanjikan, karena dapat menjaring berbagai pelanggan tak terkecuali kaum milenial,” kata Birhasani.
Sementara itu, Abdul Rochim Al-Audah selaku narasumber mengatakan kebanggaan terhadap produk lokal atau dalam negeri harus dibuktikan dengan memakai produk negeri sendiri, dibanding menggunakan produk impor.
“Salah satu cara mencintai produk dalam negeri yaitu dengan memakai, tidak hanya mencintai,” kata Audah.
Namun demikian, untuk bisa bersaing dengan produk luar, Audah menekankan pentingnya pelaku usaha untuk menghasilkan produk berkualitas.
“Kita harus menciptakan produk dalam negeri yang berkualitas untuk dapat merubah pikiran masyarakat jika produk lokal yang murah dan berkualitas juga pun mampu bersaing dengan produk luar,” ujar Audah. MC Kalsel/scw