Kesatuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kalimantan Selatan tetap siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), meskipun saat ini Kalsel belum menetapkan status bencana.
Kepala Bidang Linmas dan Damkar Kalsel, Maulana Fatahillah, menyebutkan dalam minggu ini pihaknya telah menangani lahan terbakar di wilayah perkantoran Pemprov Kalsel, Banjarbaru.
“Sudah tiga kali kita turun bersama BPBD melaksanakan pemadaman dan dalam dua hari terakhir dari BMKG telah merilis hotspot di beberapa wilayah di Kalsel,” kata Maulana, Banjarbaru, Senin (3/5/2021).
Maulana menyebutkan, hotspot tersebar di 10 sampai 11 titik wilayah Kabupaten Banjar dan Kotabaru.
“Untuk di Banjarbaru sendiri jelas di sekitaran objek yang vital seperti di wilayah bandara Syamsudin Noor. Karena api dan asap itu akan mengganggu penerbangan dan berdampak luas, jadi lebih waspada dan harus diantisipasi serta menjadi perhatian serius,” tambah Maulana.
Untuk daerah Tanah Laut seperti di kecamatan Bati-Bati juga akan diantisipasi mengingat rawan terjadi Karhutla setiap tahun.
“Untuk tahun lalu jauh berkurang dikarenakan kemarau basah dan sekarang masih belum tahu infonya, tetapi mulai ada titik api yang harus diwaspadai dan bersiaga,” ucap Maulana.
Sedangkan untuk armada, Maulana mengatakan Satpol PP dan Damkar Kalsel memiliki tiga unit water supply dan satu unit water pressure. Untuk penanganan Karhutla di seluruh Kalsel, pihkanya akan berkoordinasi dengan Damkar kabupaten/kota.
“Kalo mencakup seluruh Kalsel jelas kami tidak mencukupi, kita maksimalkan yang ada, tetapi kami tetap memback up dengan bekerja sama dengan kawan-kawan yang ada di kabupaten/kota,” kata Maulana.
Dia pun mengimbau masyarakat agar tidak dengan sengaja membakar lahan dan bersama-sama menjaga lingkungan.
“Apabila ada kejadian kebakaran lahan bisa menghubungi instansi terkait seperti Damkar dan BPBD,” kata Maulana. MC Kalsel/Rns