Sebagai salah satu kampung wisata tematik di Banjarbaru, Kampung Purun Palam menghasilkan berbagai kerajinan seperti tas, dompet, tikar, tempat botol minum, dan berbagai hasil olahan tangan lainnya.
Memiliki empat kelompok perajin dengan 20 anggota, Kampung Purun Palam biasanya melayani pesanan baik dari masyarakat maupun instansi pemerintah.
“Kerajinan purun disini biasanya banyak di pesan oleh SKPD yang akan mengadakan kegiatan, acara pernikahan, ulang tahun,” kata salah satu ketua kelompok perajin, Siti, Banjarbaru, Selasa (23/2/2021).
Diakui Siti, pandemi COVID-19 membuat penjualan kerajinan purun menurun. Selain memajang jualan di depan rumah (galeri), para perajin pun mencoba menjual produk secara online.
Sebelum pandemi, ikut serta dalam pameran yang digelar pemerintah merupakan salah satu alternatif untuk memasarkan produk.
“Sebelumnya, kami mampu meraup untung hingga puluhan juta,” kata Siti.
Oleh karena itu, Siti berharap dukungan semua pihak agar usaha kerajinan purun tetap dapat berjalan, karena telah menjadi salah satu pendapatan warga.
“Untuk harga kerajinan purun dijual mulai dari harga lima sampai 100 ribu rupiah, tergantung tingkat kesulitan pembuatannya,” kata Siti.
Sebelumnya, perajin purun di Kampung Purun Palam telah mendapat pelatihan dari instansi terkait untuk meningkatkan kreativitas serta pernah mendapat bantuan dari PLN berupa mesin jahit dan etalase. MC Kalsel/scw