Kinerja positif transaksi berjalan diprakirakan berlanjut pada triwulan IV 2020, yang didorong oleh peningkatan surplus neraca barang.
“Neraca perdagangan pada triwulan IV 2020 mencatat surplus sebesar 8,3 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 8,0 miliar dolar AS,” kata Gubernur Bank Indonesia,
Perry Warliyo pada live streaming konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari, Kamis (21/1/2021).
Berdasarkan data, ekspor di bulan Desember 2020 mencatat kenaikan tertinggi sejak 2013, yakni mencapai 16,5 miliar dolar AS atau tumbuh 14,6 persen (YoY), sejalan dengan kenaikan harga komoditas dan permintaan terutama dari Tiongkok, AS, dan negara anggota ASEAN.
“Secara keseluruhan tahun 2020, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 0,5 persen dari PDB,” kata Perry.
Sementara itu, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali berlanjut, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflow sebesar 2,1 miliar dolar AS pada triwulan IV 2020, berbalik arah dari triwulan sebelumnya yang mencatat net outflow 1,7 miliar dolar AS.
Memasuki awal tahun 2021, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik ini terus berlanjut dan mencapai 5,1 miliar dolar AS (per 19 Januari 2021), termasuk penerbitan obligasi global oleh Pemerintah.
Dengan perkembangan ini, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 tetap tinggi, yakni 135,9 miliar dolar AS, setara pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
“Pemerintah, berada diatas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Kedepan, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 1 persen sampai 2 persen dari PDB pada tahun 2021, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia,” kata Perry. MC Kalsel/scw