Guna mengingatkan generasi muda terhadap perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan di tanah Borneo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan menggelar Lomba Edukatif Kultural Museum Mading 3D di Museum Wasaka Banjarmasin.
Lomba yang sebelumnya dibuka oleh Plt. Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kalsel pada Jumat (26/11) itu diikuti 26 sekolah tingkat SMA/SMK yang berasal dari Kabupaten Banjar dan Barito Kuala serta Banjarmasin dan Banjarbaru.
Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kalsel, Arry Risfansyah, berharap dengan mengusung tema Revolusi Fisik Kalimantan Selatan, para siswa tidak lupa terhadap asal-usul Kalimantan Selatan.
“Kami berharap melalui kegiatan ini siswa siswi tidak lupa terhadap sejarah asal usul berdirinya Provinsi Kalimantan Selatan,” kata Arry, Banjarmasin, Minggu (29/11/2020).
Dikatakan Arry, pihaknya telah menentukan lima kriteria penilaian untuk mading 3D karya para peserta yang dinilai langsung oleh tiga juri berlatar belakang sejarawan dan budayawan.
“Ada lima kriteria yang kami tentukan terhadap setiap karya para peserta, lima kriteria itu yakni kreativitas dan keunikan berbobot 30 persen, kesesuaian isi mading dengan tema 30 persen, tata bahasa 20 persen, kebersihan, keindahan, kerapian 15 persen, dan terakhir presentasi 5 persen,” kata Arry.
Setelah melalui penilaian, SMAN 1 Mataraman (Banjar) akhirnya berhasil meraih juara satu dengan total nilai 683, diikuti SMA Kanaan (Banjarmasin) dengan total nilai 669 di posisi kedua, dan SMKN 1 Marabahan (Barito Kuala) berhak menjadi juara ketiga dengan nilai 660.
Kepada pemenang lomba, Disdikbud Kalsel telah menyiapkan hadiah berupa piala dan uang pembinaan sebesar Rp5 Juta bagi juara pertama, piala dan uang pembinaan sebesar Rp4 Juta bagi juara kedua, serta piala dan uang pembinaan sebesar Rp3 Juta bagi juara ketiga. MC Kalsel/Jml